Jumat, 24 Maret 2023

KETIKA MASIH DIBERI NIKMAT UMUR PANJANG

 

KETIKA MASIH DIBERI NIKMAT UMUR PANJANG

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh semua orang pada waktunya pasti akan menghadapi mati. Kapan saatnya, pada umur berapa kita akan mati tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Ta'ala. Perhatikanlah bahwa penghuni tempat pemakaman layaknya seperti penghuni dunia juga yaitu   dihuni oleh orang orang dari segala umur. Ada yang tua, muda, remaja, balita bahkan bayi sudah ada yang  menjadi penghuni makam.

Ya begitulah kenyataannya yaitu sesuai dengan kehendak atau ketetapan Allah Ta'ala. Perhatikanlah, teman teman kita yang dulu sama sama main gundu, teman sesama di sekolah dasar, di sekolah menengah, teman teman sama belajar ngaji juga banyak yang sudah wafat.

Sungguh, Allah Ta'ala memberi kita umur sampai saat ini dan mungkin beberapa waktu lagi kedepan. Dengan NIKMAT UMUR  kita yang masih tersisa ini, maka ada beberapa perkara yang sangat dianjurkan, diantaranya :

Pertama : KETAHUILAH BAHWA SIFAT SUATU NIKMAT ADALAH WAJIB UNTUK DISYUKURI. Sungguh Allah Ta'ala ridha kepada hamba hamba-Nya yang bersyukur yaitu sebagaimana firman-Nya :

 وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ

Dan jika kamu bersyukur niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu. (Q.S az Zumar 7).

Dan ingatlah bahwa salah satu cara bersyukur terhadap nikmat Allah Ta'ala adalah dengan menggunakan nikmat itu UNTUK MENCARI RIDHA-NYA.

Kedua : Jangan tertipu dengan waktu yaitu umur yang masih diberikan Allah Ta'ala kepada kita. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari)

Sungguh nikmat waktu yaitu umur yang panjang adalah kasih sayang Allah Ta'ala agar kita punya tambahan kesempatan untuk :

(1) Kesempatan untuk terus menerus bertaubat dan memohon ampun terhadap kesalahan dosa yang telah lalu. Tentang bertaubat diperintahkan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :

وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون

Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu beruntung.  (Q.S an Nuur 31).

(2) Kesempatan untuk banyak melakukan amal shalih yang disyariatkan sehingga menjadi manusia terbaik. Perkara ini  dijelaskan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam satu hadits dari Abdurrahan bin Abu Bakrah : 

 عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik ?. Beliau menjawab : Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dia bertanya lagi, lalu siapakah orang yang terburuk ?. Beliau menjawab : Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya. (H.R Imam  Ahmad, at Tirmidzi; dan al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Wallahu A'lam. (2.969).

 

 

  

Kamis, 23 Maret 2023

FOKUSKAN KESIBUKANMU KEPADA YANG DIPERINTAHKAN ALLAH

 

FOKUSKAN KESIBUKANMU KEPADA YANG DIPERINTAHKAN ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta'ala telah menjelaskan tentang tujuan  penciptaan manusia yaitu   untuk beribadah, mengabdi dan menyembah kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).

Dengan demikian  maka fokus kesibukan setiap hamba Allah adalah KEPADA SEGALA SESUATU YANG DIPERINTAHKAN ALLAH. Sungguh hal ini menjadi jalan untuk mendapat keselamatan terutama di akhirat kelak. 

Cuma saja, di zaman ini kebanyakan manusia memfokuskan kesibukan dirinya kepada suatu perkara yang SUDAH DIJAMIN ALLAH TA'ALA yaitu urusan rizki. Allah Ta'ala menjelaskan hal ini sebagaimana firman-Nya :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). Q.S Hud 6. 

Sedangkan keselamatan manusia di akhirat TAK ADA JAMINAN untuk mendapatkannya. Dalam hal ini Allah Ta'ala hanya memberi petunjuk atau jalan untuk mendapatkan keselamatan di akhirat bahkan juga di dunia dengan mengikuti perintah-Nya yaitu BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH. Inilah yang perlu mendapat perhatian utama setiap hamba.

Imam Ibnul Qayyim berkata : Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah Ta'ala kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan urusan DENGAN URUSAN RIZKI YANG SUDAH DIJAMIN UNTUKMU. Karena rizki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin. Selama masih ada ajal rizki pasti datang. Jika Allah Ta'ala dengan hikmah-Nya berkehendak menutup salah satu jalam rizkimu, Dia pasti dengan rahmat-Na membukakan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu. (Fawaidul Fawaid)

Ketahuilah bahwa mencari rizki yang halal memang harus dilakukan oleh setiap hamba agar bisa memenuhi kebutuhan hidup dirinya beserta keluarga dan orang orang yang menjadi tanggungannya. Dan juga untuk  menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta minta kepada orang lain.

Tetapi mencari rizki tidaklah dengan melalaikan ibadah kepada Allah Ta'ala. Sungguh, fokus kesibukan kita di dunia ini adalah kepada hal hal yang diperintahkan Allah Ta'ala yaitu sebagai bekal atau persiapan menuju negeri akhirat dengan selamat.

Ketahuilah bahwa sungguh, Allah Ta'ala mengingatkan kita untuk berbekal, sebagaimana firman-Nya :

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al Hasyr 18).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.968)

 

Rabu, 22 Maret 2023

SANGAT BERHARAP DAPAT PREDIKAT TAKWA DENGAN BERPUASA

 

SANGAT BERHARAP DAPAT PREDIKAT TAKWA DENGAN BERPUASA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman di belahan bumi mana pun berada  sangat bergembira dengan datangnya Ramadhan karena sangatlah banyak kebaikan padanya. Oleh karena itu beberapa waktu sebelum Ramadhan orang orang beriman memohon kepada Allah Ta'ala agar dipertemukan dengan Ramadhan.

Diantara doa yang biasa diamalkan adalah doa yang diriwayatkan oleh Yahya bin Abi Katsir,  seorang ulama dari kalangan tabi’in, bahwa sebagian sahabat ketika mendekati datangnya Ramadhan mereka berdoa : 

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan. (Lathaif Al-Ma’arif).

Nah, ketika bulan Ramadhan datang maka orang orang beriman sangat bersemangat mengisinya dengan puasa fardhu, shalat tarawih, membaca al Qur an, bersedekah dan amalan lainnya sesuai syariat.

Bahkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan bahwa puasa iu tidak ada bandingannya yaitu sebagaimana sabda belia :

عَنْ أَبِي اُمَامَةَ أنَّهُ سَأَلَ رَسُو الله سَلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أيُّ العَمَلِ اَفْضَلُ قال عَلَيْكَ بِا لصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عِدْلَ لَهُ

 Dari Abu Umamah, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, apakah  amal yang paling utama. Beliau menjawab : Hendaklah engkau selalu berpuasa, SESUNGGUHNYA PUASA ITU TAK ADA BANDINGANNYA. (H.R an Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Sungguh, puncak dari keutamaan puasa Ramadhan adalah PREDIKAT TAKWA yaitu sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman !.  Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu AGAR KAMU BERTAKWA. (Q.S al Baqarah 183).

Predikat takwa inilah yang harus dikejar dengan sungguh sungguh oleh orang orang beriman. Kenapa ?, iya karena :

Pertama : Allah Ta'ala mencintai orang orang yang bertakwa, sebagaimana firman-Nya :

فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

Maka sesungguhnya Allah mencintai orang orang bertakwa. (Q.S Ali Imran 76).

Kedua : Allah Ta'ala akan mengadakan jalan keluar dan memberi rizki orang bertakwa.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan  jalan keluar baginya, Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Q.S ath Thalaq  2-3)

Ketiga : Allah Ta'ala memudahkan urusannya.

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مِنْ أَمْرِهِۦ يُسْرًا

Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan      kemudahan baginya dalam urusannya. (Q.S ath Thalaq 4)

Selain itu, dan sangat penting untuk selalu diingat  adalah bahwa semua manusia pasti akan mendatangi negeri akhirat yang baqa dan meninggalkan dunia yang fana ini. Sungguh di negeri akhirat itu hanya ada dua tempat yaitu SURGA DAN NERAKA, tidak ada yang ketiga.

Ketahuilah bahwa sungguh SURGA HANYA DISEDIAKAN UNTUK ORANG ORANG YANG BERTAKWA. Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya : 

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi YANGG DISEDIAKAN BAGI ORANG ORANG YANG BERTAKWA. (Q.S Ali Imran 133).

Oleh karena itu hamba hamba Allah haruslah BERUSAHA SUNGGUH SUNGGUH MENGISI RAMADHAN DENGAN BERPUASA SEBULAN PENUH. Dan juga mengisi Ramadhan dengan amal amal shalih yang lainnya sesuai syariat. Mudah mudahan MENDAPAT PREDIKAT TAKWA sebagai salah satu tujuan utama  berpuasa di bulan Ramadhan.

Wallahu A'lam. (2.967). 

 

 

 

 

Selasa, 21 Maret 2023

KEMULIAAN MENDATANGI ORANG YANG SUKA MEMAAFKAN

 

KEMULIAAN MENDATANGI ORANG YANG SUKA MEMAAFKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Memberi maaf, bagi sebagian orang sangat berat. Bahkan keinginannya ingin membalas jika dizhalimi atau diperlakukan tidak baik. Tetapi tentang memberi maaf, sungguh  Rasululllah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shadaqah, dan tidaklah menambah bagi SEORANG PEMAAF MELAINKAN KEMULIAAN dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (H.R at Tirmidzi)

Berbicara tentang meminta dan memberi maaf, kita mengetahui bahwa sebagian saudara saudara kita memiliki kebiasaan bahkan seolah olah mengharuskan dirinya UNTUK SALING MEMINTA DAN MEMBERI MAAF baik secara langsung,  melalui alat komunikasi ataupun media sosial menjelang bulan Ramadhan.

Kebanyakan saudara saudara kita ini melakukannya mungkin (?) karena mengikuti kebanyakan manusia. Sebagian ada pula yang bersandar kepada riwayat berikut ini :

Ketika Rasulullah sedang berkhutbah pada suatu shalat Jum'at (dalam bulan Sya'ban), beliau mengatakan Aamiin sampai tiga kali.  Dan para sahabat begitu mendengar Rasulullah mengatakan aamiin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan aamiin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasulullah berkata aamiin sampai tiga kali.

Ketika selesai shalat Jum'at para sahabat bertanya kepada Rasulullah, kemudian (beliau) menjelaskan : Bahwa ketika aku sedang berkhutbah, datanglah malaikat Jibril dan berbisik : Wahai Rasulullah amin-kan doaku ini. Doa Malaikat Jibril adalah : Yaa Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut : (1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya. (2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri. (3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Ketahuilah bahwa ternyata hadits dengan lafazh seperti ini tak jelas sumbernya.

Adapun salah satu hadits yang shahih disebutkan malaikat Jibril tentang Ramadhan  adalah dengan lafazh :

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي

Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda : Aamiin … aamiin … aamiin.

Para sahabat bertanya : Kenapa engkau berkata demikian wahai Rasulullah ?. Kemudian, beliau bersabda : Baru saja Jibril datang kepadaku dan berkata :  

(1) Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan, maka kukatakan : Aamiin. 

(2)  Kemudian, Jibril berkata lagi : Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah maka aku berkata : Aamiin.

(3) Kemudian, Jibril berkata lagi : Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu. Maka kukatakan : Aamiin. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahih at Targhib.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa orang orang beriman senantiasa BERSEGERA memohon maaf ketika bersalah kepada saudaranya. Janganlah menunggu waktu atau momen tertentu seperti menjelang Ramadhan dan pada hari Lebaran untuk meminta maaf. 

Dan juga orang orang beriman haruslah suka memaafkan kesalahan saudaranya  SETIAP SAAT, KAPAN PUN BAIK DIMINTA ATAU TIDAK. Wallahu A'lam. (2.966).

 

 

 

Senin, 20 Maret 2023

FAEDAH MEMBACA DOA ANTARA ADZAN DAN IQAMAH

 

FAEDAH MEMBACA DOA ANTARA ADZAN DAN IQAMAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman sangat dianjurkan untuk bersegera berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Dengan demikian akan memperoleh banyak keutamaan atau faedah. Diantaranya adalah mendapati adzan dikumandangkan dengan demikian bisa shalat sunnah rawatib yang disyariatkan.

Selain itu, DAPAT KESEMPATAN BERDOA ANTARA ADZAN DAN IQAMAH. Tentang doa ini dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam sebagaimana disebutkan dalam sabda beliau :

إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا

Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (kala itu). H.R Imam Ahmad.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

Doa yang tidak mungkin tertolak adalah ketika antara (waktu) adzan dan iqamah.  (H.R at Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih). 

Ketahuilah bahwa ketika seseorang melazimkan dirinya  untuk membaca doa antara adzan dan iqamah maka ada beberapa faedah atau manfaat yang akan mendatanginya, diantaranya adalah :

Pertama : Dapat kesempatan untuk berdoa yang tidak tertolak dan mudah diijabah yaitu sebagaimana disebutkan pada dua hadits diatas.

Kedua : Bisa menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat yaitu berdoa. Bukankah kita terkadang ada menyaksikan sebagian saudara kita menggunakan waktu antara adzan dan iqamah untuk berbicara diantara mereka. Bahkan setelah iqamah dikumandangkan terkadang ada juga yang masih berbicara satu sama lain.

Ketiga : Dapat kesempatan untuk beribadah yaitu berdoa. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

Doa adalah ibadah(H.R at Tirmidzi, dinilai shahih oleh Syaikh al Albani).

Keempat : Menghidupkan sunnah. Ketahuilah bahwa salah satu kewajiban orang orang beriman adalah menghidupkan sunnah Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam di setiap kesempatan.

Sungguh, orang orang beriman   yang  menghidupkan sunnah akan bersama Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam di surga yaitu sebagaimana sabda beliau :

 من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).

Oleh karena itu hamba hamba Allah berusahalah untuk bersegera ke masjid sehingga mendapat kesempatan untuk melakukan berbagai ibadah termasuk MEMBACA DOA ANTARA ADZAN DAN IQAMAH yang memiliki banyak faedah. Wallahu A'lam. (2.965)              

   

 

 

 

PUASA MELINDUNGI ORANG BERIMAN DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

PUASA MELINDUNGI ORANG BERIMAN DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Berpuasa adalah amal ibadah yang tak ada bandingannya yaitu sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

عَنْ أَبِي اُمَامَةَ أنَّهُ سَأَلَ رَسُو الله سَلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أيُّ العَمَلِ اَفْضَلُ قال عَلَيْكَ بِا لصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عِدْلَ لَهُ

Dari Abu Umamah, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, apakah  amal yang paling utama. Beliau menjawab : Hendaklah engkau selalu berpuasa, SESUNGGUHNYA PUASA ITU TAK ADA BANDINGANNYA. (H.R an Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Sungguh ibadah puasa memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah Ta’ala, diantaranya adalah sebagai PERISAI  atau pelindung di dunia dan di akhirat  bagi yang sungguh sungguh mengamalkannya. Dalam sebuah hadits, Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الصِّيَامُ جُنَّةٌ

Puasa adalah perisai (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Yang dimaksud puasa sebagai (جُنَّةٌ) (perisai) adalah puasa akan menjadi pelindung yang akan melindungi bagi pelakunya di dunia dan juga di akhirat : 

(1) Adapun di dunia, kata beliau, maka akan menjadi pelindung yang akan menghalangi ORANG YANG BERPUASA untuk mengikuti godaan syahwat yang terlarang di saat puasa. Oleh karena itu tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk membalas orang yang menzhalimi dirinya dengan balasan serupa, sehingga jika ada yang mencela ataupun menghina dirinya maka hendaklah dia mengatakan : Aku sedang berpuasa. 

(2) Adapun di akhirat maka puasa menjadi perisai  yang akan melindungi dan menghalangi diri ORANG YANG BERPUASA  dari api neraka pada hari kiamat (Lihat Syarh Arba’in an Nawawiyyah).

Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah menjelaskan : Puasa merupakan perisai selama tidak dirusak dengan perkataan buruk yang merusak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

 وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : Aku sedang berpuasa (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim). Lihat Jami’ul Ulum wal Hikam.

Oleh karena itu, hamba hamba Allah tetaplah menjaga puasa wajib di bulan Ramadhan dan menambahnya pula dengan puasa puasa sunnah yang disyariatkan sehingga menjadi pelindung bagi dirinya di dunia dan di akhirat kelak.

Wallahu A'lam. (2.964) 

Minggu, 19 Maret 2023

JIKA KESEMPATAN BERAMAL DATANG BERSEGERALAH MELAKUKANNYA

 

JIKA KESEMPATAN BERAMAL  DATANG BERSEGERALAH MELAKUKANNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Amal shalih yang dilandasi iman adalah bekal yang akan dibawa ke negeri akhirat. Ketahuilah bahwa di akhirat yang akan dihisab dan ditimbang adalah amal. Allah Ta'ala berfirman : 

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya , mereka itulah orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).

Sungguh merugilah orang yang lalai dalam beramal. Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya :  

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).

Oleh karena itu ketika perintah beramal shalih sudah datang  maka bersegeralah. Jangan ditunggu sampai ada penghalangnya.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

بادروا بالأعمال سبعا هل تنتظرون إلا فقرا منسيا أو غنى مطغيا أو مرضا مفسدا أو هرما مفندا أو موتا مجهزا أو الدجال فشر غائب ينتظر أو الساعة فالساعة أدهى و أمر

 

Bersegeralah kalian beramal shalih sebelum datangnya tujuh perkara. Tidaklah kalian menunggu selain kefakiran yang membuat lupa, kekayaan yang melampaui batas, penyakit yang merusak, masa tua yang melemahkan, kematian yang datang tiba-tiba, menunggu dajjal padahal ia adalah seburuk-buruknya yang ditunggu, atau menunggu datangnya kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang sangat berat dan menakutkan. (H.R at Tirmidzi).

Ketahuilah bahwa  Zakaria dan istrinya mendapat pujian dari Allah Ta'ala  karena SELALU  BERSEGERA dalam melakukan kebaikan. Allah Ta'ala berfirman : 

إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ

Sungguh mereka SELALU BERSEGERA dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang orang yang khusyuk kepada Kami. (Q.S al Anbiya' 90).

Syaikh as Sa'di berkata : Sungguh mereka selalu bersegera dalam kebaikan, maksudnya BERSEGERA MENGERJAKANNYA. Melaksanakannya pada waktu waktunya yang utama. Menyempurnakannya dengan cara sepatutnya. Mereka tidak pernah meninggalkan suatu amalan baik yang dapat mereka kerjakan melainkan (pasti) MEREKA MEMANFAATKAN KESEMPATAN UNTUK MENGERJAKANNYA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Wallahu A'lam. (2.963)