NASEHAT RASULULLAH
TENTANG MEMILIH TEMAN DEKAT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hakikatnya, dalam hidup bermasyarakat, seseorang tidak dilarang berteman dengan banyak orang
dari berbagai strata dan golongan. Tetapi ketahuilah untuk berteman dekat atau
teman akrab, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah memberi nasehat dalam
perkara ini sebagaimana sabda beliau :
المرء على دين خليله فلينظر
أحدكم من يخالل
Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya.
Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Imam Ibnu Qudamah
al Maqdisi juga memberikan pencerahan tentang memilih teman (sahabat atau teman
dekat). Beliau berkata : Secara umum, hendaknya orang yang
engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : (1) Orang yang
berakal. (2) Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang fasik (yang
banyak berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang mengada ada dalam agama)
dan (5) Bukan orang yang rakus dengan dunia.
Kemudian beliau menjelaskan : Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh (sebenarnya) dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu (karena kebodohannya). Yang dimaksud dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahami sesuatu sesuai dengan hakikatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang lain.
Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya. Sedangkan orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah.
Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya. Sedangkan berteman dengan ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan keburukankan bid’ahnya. (Mukhtashar Minhajul Qashidin)
Selain itu, ketahuilah bahawa berteman dengan orang yang buruk perangainya akan mendatangkan penyesalan di akhirat. Sungguh, memilih teman yang buruk kelakuannya akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti tersebab pengaruh teman yang buruk lalu tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah Ta'ala yang memberi peringatan dalam perkara ini :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ
عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا
وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ
الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua
tanganya seraya berkata : Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul.
Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman
akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al Qur’an sesudah al
Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia. (Q.S al
Furqan 27-29).
Jadi mulai
sekarang mari kita evaluasi lagi diri
kita. Siapa siapa saja yang telah kita jadikan sahabat atau teman dekat kita
selama ini. Bagaimanapun kita masih ada kesempatan untuk memilah dan memilih
teman dekat yang akan membantu dan mengajak kita kepada ketaatan sehingga
mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.
Wallahu A'lam. (3.595).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar