HAMBA YANG CERDAS SELALU MELAKUKAN MUHASABAH ATAS DIRINYA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, hamba hamba yang bijak dan cerdas selalu
berusaha melakukan perbaikan dirinya terutama sekali dalam KELALAIAN DAN KEKURANGANNYA KETIKA BERIBADAH.
Ini perkara sangat penting karena ibadah atau amal shalih yang dilandasi iman
adalah BEKAL ATAU MODAL PALING PENTING MENUJU NEGERI AKHIRAT DENGAN SELAMAT.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
Sungguh orang orang
yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang
mengalir di bawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj
11)
Ketahuilah bahwa tentang muhasabah diri telah diingatkan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wahai orang-orang yang
beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).
Syaikh as Sa'di berkata : Ayat ini adalah pangkal
dalam hal muhasabah diri. Setiap orang harus selalu mengintrospeksi diri. Jika
melihat adanya kekeliruan segera menyelesaikannya dengan cara melepaskan diri
darinya, bertaubat secara sungguh-sungguh dan berpaling dari berbagai hal yang
menghantarkan pada kekeliruan tersebut.
Jika menilai dirinya bersikap sekenanya dalam
menunaikan perintah-perintah Allah, ia akan mengerahkan segala kemampuannya
dengan meminta pertolongan pada Rabb-Nya untuk mengembangkan, dan
menyempurnakannya, serta membandingkan antara karunia dan kebaikan Allah yang
diberikan padanya dengan kemalasannya. Karena hal itu mengharuskannya merasa
malu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Tentang muhasabah, Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasalam juga telah mengingatkan dalam sabda beliau :
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ
لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى
عَلَى اللَّهِ الأماني
Orang yang cerdas (berakal) adalah orang yang
menghisab dirinya dan beramal untuk akhirat. Dan orang yang lemah adalah orang
yang menundukkan dirinya kepada hawa nafsunya dan angan angan kepada Allah. (H.R
at Tirmidzi).
Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan tentang satu
hikmah dari Umar bin al Khaththab yaitu :
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ
قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا, وَزِنُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوْزَنُوْا,
فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ فِي الْحِسَابِ غَدًا أَنْ تُحَاسَبُوْا
أَنْفُسَكُم الْيَوْمَ, وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَ يَوْمَئِذٍ
تُعْرَضُوْنَ لاَ يَخْفَي مِنْكُمْ خَافِيِةٌ
Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan
timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, karena dengan menghisab diri
kalian hari ini akan memudahkan hisab di hari esok. Berhiaslah kalian (dengan
amal shaleh) untuk menghadapi pertemuan besar (hari kiamat). Pada hari itu
perbuatan kalian akan ditampilkan dan tidak ada yang tersembunyi sedikitpun.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Yang paling berbahaya bagi seorang
hamba adalah bila tidak melakukan muhasabah atau meremehkan suatu masalah.
Sikap seperti itu membawa kepada kebinasaan dan itulah kondisi orang-orang yang
tertipu.
Mereka menutup mata dan meremehkan hasil akhir dan lebih
mengandalkan ampunan. Sehingga ia tidak melakukan muhasabah terhadap dirinya
dan merenungkan hasil akhirnya. Jika hal itu ia lakukan maka akan mudah baginya
terjerumus ke dalam dosa, lalu ia
menikmati dosa-dosa itu dan sulit menghindarinya. (Ighasatul Lahfan).
Ketahuilah bahwa salah satu BAGIAN PENTING KETIKA HAMBA HAMBA
ALLAH MELAKUKAN MUHASABAH ADALAH MEMERIKSA
IBADAHNYA SEHARI HARI APAKAH SUDAH ITTIBA' ATAU SESUAI DENGAN TUNTUNAN DAN CONTOH
DARI RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM. Jangan sampai TERCAMPUR DENGAN BID'AH
ATAU PERKARA PERKARA BARU YANG DIADA ADAKAN DALAM IBADAH.
Sungguh ibadah yang tercampur dengan bid'ah tidak bernilai di sisi
Allah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ
عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa beramal yang tidak ada
perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).
Ketahuilah ketika seseorang beribadah tidak sesuai
dengan petunjuk Rasululah Salallahu 'alaihi Wasalam maka BUKAN SAJA IBADAHNYA
TERTOLAK tetapi mendatangkan fitnah dan adzab.
Sungguh Allah Ta’ala berfirman :
فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ
أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya, takut akan
ditimpa fitnah atau adzab yang pedih. (Q.S an Nuur 63).
Wallahu A'lam. (3.587).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar