Jumat, 24 Mei 2024

NESEHAT ULAMA BESAR SAUDI TENTANG BELAJAR ILMU

 

NESEHAT ULAMA BESAR SAUDI TENTANG BELAJAR ILMU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa sungguh, setiap saat dan di semua  keadaan kita butuh ilmu. Berakidah yang lurus kita butuh ilmu. Beribadah yang benar  butuh ilmu, berakhlak yang mulia butuh  ilmu, bermuamalah dengan masyarakat  butuh ilmu.

Untuk hal-hal yang mubah dan sederhana pun kita butuh ilmu. Bahkan menjelang wafat pun  kita  butuh ilmu tentang kalimat apa yang harus diucapkan pada saat yang kritis itu.

Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa  belajar ilmu  WAJIB HUKUMNYA. Beliau bersabda :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). 

Oleh karena itu para ulama memberi nasehat kepada kita agar tetap bersemangat   dan terus menerus belajar ilmu, diantaranya adalah :

Pertama Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin.

Beliau pernah ditanya tentang orang orang yang lemah semangat dalam belajar ilmu yang bermanfaat. Beliau memberikan jawaban : Lemahnya semangat dalam menuntut ilmu syar’i adalah termasuk salah satu dari berbagai musibah besar. Untuk itu ada hal yang mesti dihadirkan dalam dirinya :

(1) Ikhlas karena Allah dalam menuntut ilmu. Jika manusia ikhlas dalam menuntut ilmu dan mengetahui bahwasanya orang yang menuntut ilmu diberi pahala dan dia akan mencapai derajat ketiga diantara derajat umat ini maka semangatnya (belajar ilmu) akan menjadi segar kembali. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama sama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi nabi, para shiddiiqiin, orang yang mati syahid dan orang orang shalih. Dan mereka itulah teman sebaik baiknya. (Q.S an Nisaa’ 69).

(2) Berusaha mencari teman teman yang selalu mendorongnya untuk memperdalam ilmu dan membantunya dalam berdiskusi dan penelitian. Jangan bosan berteman dengannya selama mereka suka menolong dalam mendapatkan ilmu.

(3) Melihat dirinya dalam arti mengoreksi atau mengintrospeksi diri jika bermaksud melepaskan diri dari ilmu. Allah Ta’ala berfirman :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Rabb-nya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami  (Q.S al Kahfi 28).

Hendaklah dia bersabar (dalam belajar ilmu). Jika dia kembali menuntut ilmu maka menuntut ilmu itu akan menjadi kebiasaan dan hari hari yang dia tinggalkan dari menuntut ilmu akan dia rasakan sebagai hari yang lama. Adapun jika dia menyerahkan dirinya kepada kesenangan maka tidak demikian adanya. Nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan, sedangkan syaithan membujuknya supaya malas dan meninggalkan belajar ilmu. (Al Fatawa al Muhimmah).

Kedua : Syaikh Shalih bin Fauzhan.

Beliau berkata  tentang menuntut ilmu : Jangan engkau bosan menuntut ilmu agama. Teruslah belajar ilmu agama walaupun hasil yang engkau dapatkan (mungkin) sedikit.

Dan sesuatu yang sedikit namun disertai amal yang shaleh maka padanya terdapat berkah serta kebaikan  padanya.  Dan istiqamah, terus menerus menuntut ilmu agama, tidak diragukan lagi bahawasanya hal tersebut adalah kebaikan. Dan menuntut ilmu agama itu adalah ibadah. Menuntut ilmu agama itu lebih utama daripada shalat sunnah. (Al Ijabat al Muhimmah).

Wallahu A'lam. (3.283)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar