NESEHAT ULAMA BESAR SAUDI
TENTANG BELAJAR ILMU
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketahuilah bahwa
sungguh, setiap saat dan di
semua keadaan kita butuh
ilmu. Berakidah yang lurus kita butuh ilmu. Beribadah yang benar butuh
ilmu, berakhlak yang mulia butuh ilmu, bermuamalah dengan masyarakat butuh ilmu.
Untuk
hal-hal yang mubah dan sederhana pun kita
butuh ilmu. Bahkan menjelang wafat
pun kita butuh
ilmu tentang kalimat apa yang harus diucapkan pada saat yang kritis itu.
Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan
bahwa belajar ilmu WAJIB HUKUMNYA. Beliau bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ
فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu itu wajib atas setiap
muslim. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Oleh karena itu para ulama memberi nasehat kepada kita
agar tetap bersemangat dan terus
menerus belajar ilmu, diantaranya adalah :
Pertama Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin.
Beliau pernah ditanya tentang orang orang yang lemah
semangat dalam belajar ilmu yang bermanfaat. Beliau memberikan jawaban :
Lemahnya semangat dalam menuntut ilmu syar’i adalah termasuk salah satu dari
berbagai musibah besar. Untuk itu ada hal yang mesti dihadirkan dalam dirinya :
(1) Ikhlas karena Allah dalam menuntut ilmu. Jika
manusia ikhlas dalam menuntut ilmu dan mengetahui bahwasanya orang yang
menuntut ilmu diberi pahala dan dia akan mencapai derajat ketiga diantara
derajat umat ini maka semangatnya (belajar ilmu) akan menjadi segar kembali.
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ
فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ
وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ
أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama
sama dengan orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi nabi,
para shiddiiqiin, orang yang mati syahid dan orang orang shalih. Dan mereka
itulah teman sebaik baiknya. (Q.S an Nisaa’ 69).
(2) Berusaha mencari teman teman yang selalu
mendorongnya untuk memperdalam ilmu dan membantunya dalam berdiskusi dan
penelitian. Jangan bosan berteman dengannya selama mereka suka menolong dalam
mendapatkan ilmu.
(3) Melihat dirinya dalam arti mengoreksi atau
mengintrospeksi diri jika bermaksud melepaskan diri dari ilmu. Allah Ta’ala
berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ
وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا
تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ
أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang
menyeru Rabb-nya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia. Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah kami
lalaikan dari mengingat Kami (Q.S al Kahfi 28).
Hendaklah dia bersabar (dalam belajar ilmu). Jika dia
kembali menuntut ilmu maka menuntut ilmu itu akan menjadi kebiasaan dan hari
hari yang dia tinggalkan dari menuntut ilmu akan dia rasakan sebagai hari yang
lama. Adapun jika dia menyerahkan dirinya kepada kesenangan maka tidak demikian
adanya. Nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan, sedangkan syaithan membujuknya
supaya malas dan meninggalkan belajar ilmu. (Al Fatawa al Muhimmah).
Kedua : Syaikh Shalih bin Fauzhan.
Beliau berkata tentang menuntut ilmu : Jangan
engkau bosan menuntut ilmu agama. Teruslah belajar ilmu agama walaupun hasil
yang engkau dapatkan (mungkin) sedikit.
Dan sesuatu yang sedikit namun disertai amal yang
shaleh maka padanya terdapat berkah serta
kebaikan padanya. Dan istiqamah, terus menerus menuntut
ilmu agama, tidak diragukan lagi bahawasanya hal tersebut adalah kebaikan. Dan
menuntut ilmu agama itu adalah ibadah. Menuntut ilmu agama itu lebih utama
daripada shalat sunnah. (Al Ijabat al Muhimmah).
Wallahu A'lam. (3.283)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar