SUNGGUH MAKSIAT DAN DOSA MENDATANGKAN MUSIBAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika hamba hamba Allah didatangi berbagai bentuk musibah maka
WAJIB BAGI DIRINYA UNTUK MENGEDEPANKAN SIFAT SABAR. Dalam hal ini, ketika
seseorang sabar atau tidak sabar
menerima suatu musibah maka musibah itu tetap akan mendatanginya pada waktu
yang telah ditetapkan Allah Ta'ala.
Selanjutnya, ketika didatangi musibah maka lakukan introspeksi
diri atau muhasabah. Bisa jadi musibah itu datang tersebab maksiat dan dosa
yang dilakukan. Sebab maksiat dan dosa terkait dengan musibah. Selanjutnya
perbanyak memohon ampun dan bertaubat.
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata : Tidaklah musibah
tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah
tersebut hilang melainkan dengan taubat. (Al Jawabul Kaafi)
Dan juga Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam fiman-Nya :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan
musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri. Dan
Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu). Q.S asy Syura 30.
Tentang
surat asy Syura ayat 30 ini Syaikh as Sa’di memberi penjelasan
buat kita. Beliau berkata : Allah Ta’ala memberitahukan bahwa tidak ada satu
pun musibah yang menimpa hamba-Nya, baik yang menimpa dirinya, hartanya,
anaknya dan menimpa sesuatu yang mereka cinta (musibah tersebut) berat mereka
rasakan, KECUALI (SEMUA MUSIBAH ITU TERJADI) KARENA PERBUATAN DOSA YANG TELAH
MEREKA LAKUKAN dan bahwa dosa dosa (mereka yang Allah ampuni lebih banyak.
Karena
Allah tidak menganiaya hamba-Nya namun merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ibnu Qayyim al Jauziyah rahimahullah mengatakan : Di antara akibat
dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah
mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari
seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga
disebabkan oleh dosa. (Al Jawabul Kaafi)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan : Tidaklah disandarkan suatu keburukan (kerusakan) melainkan pada dosa karena semua musibah, itu semua disebabkan karena dosa. (Latha’if Ma’arif)
Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap hamba merenungkan hal ini. Ketahuilah bahwa setiap musibah yang menimpa kita dan mendatangi negeri ini, itu semua disebabkan karena dosa dan maksiat yang kita perbuat.
Betapa banyak kesyirikan merajalela di mana-mana, dengan bentuk
tradisi ngalap berkah, memajang dan memakai jimat untuk memperlancar bisnis dan karir,
mendatangi kubur para wali untuk dijadikan perantara dalam berdoa.
Bahkan juga begitu banyak kaum muslimin suka melakukan dosa besar.
Dan juga di zaman ini kita dapat melihat bahwa masih banyak saudara kita yang
lalai dalam beribadah. Diantaranya ada yang shalat belum sepenuhnya dan masih bolong bolong dan sering lalai.
Oleh karena itu, hendaklah setiap hamba memperbanyak memohon ampun
dan bertaubat dengan taubat nasuha (sebenar benar taubat). Ketika hamba hamba
Allah beralih kepada ketaatan dan amal shalih, musibah tersebut akan hilang dan
berbagai nikmat pun akan mendekat. Allah Ta’ala berfirman :
ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا
نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ
وَأَنَّ اللّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya
kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka
sendiri. Dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S al
Anfaal 53).
Wallahu Alam. (3.286).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar