KEMULIAAN ORANG BERTAKWA TAK LUNTUR KARENA HINAAN MANUSIA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ada orang bijak menggambarkan satu ilustrasi tentang mulia secara sederhana sebagai berikut : Ketika seseorang memiliki beberapa keping uang logam berupa dinar maka nilai dinar ini tak akan turun atau rusak dimanapun disimpan atau ditempatkan. Ketika ditempatkan di rumah mewah atau di istana yang megah ataupun di gubuk reot maka tak akan terganggu nilainya.
Sekiranya disimpan dalam kantong lusuh dan kumal ataupun di kantong yang berenda ada hiasan dengan bordir dan sebagainya maka jelas tak akan menurunkan nilainya. Ketika disimpan diatas lemari, di dalam lemari atau di bawah lemari penuh debu dan kotor tetap saja namanya dinar yaitu uang logam dari emas yang disebut dengan istilah LOGAM MULIA.
Nah, bagaimana dengan manusia ?. Ternyata manusia banyak yang tak punya harga diri, hina bahkan menghinakan diri dengan kelakuan buruknya meskipun sehari hari tinggalnya di istana paling megah. Sungguh jika seseorang hamba telah hina dihadapan Allah Ta’ala maka tidak ada seorang pun yang akan memuliakannya. Allah Ta’ala berfirman :
وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
Dan barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki. (Q.S al Hajj 18).
Tetapi ketahuilah bahwa di zaman ini masih banyak BAHKAN SANGAT BANYAK manusia mulia yaitu YANG SENANTIASA BERTAKWA kepada
Allah Ta’ala. Selalu melaksanakan perintah dan menjauh dari semua perkara yang
dilarang-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Ketahuilah bahwa orang yang mulia ini ketika berucap atau berbuat selalu berusaha menjaga batasan batasan yang disyariatkan. Nah ketika dia yakin telah berpegang kepada petunjuk syariat atau jalan yang lurus, berpegang kepada al Qur an dan as Sunnah dengan pemahaman salafush shalih maka apapun keburukan yang diucapkan manusia terhadap dirinya tak jadi masalah karena tak menurunkan harga diri serta kemuliaannya.
Kita menyaksikan bahwa manusia mulia yang senantiasa bertakwa ini terkadang mendapat perlakuan buruk dari sebagian orang bahkan bisa jadi pula dari penguasa berupa hinaan, celaan, dicerca, difitnah, dighibah, dilecehkan bahkan diinjak injak harga dirinya. Ketahuilah bahwa semua perlakuan buruk itu tak akan MENJATUHKAN ATAUPUN MENURUNKAN KEMULIAANNYA di sisi Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, orang orang yang bertakwa tak akan pernah terganggu dengan perlakuan buruk manusia terhadapnya. Sangat kuat dugaan bahwa perlakuan buruk terhadap orang bertakwa itu bisa meningkatkan ketakwaannya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.558).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar