BERSUJUD ADALAH SALAH SATU CARA BERSYUKUR
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu kewajiban penting dan tak akan pernah diabaikan sedikitpun oleh orang orang beriman adalah BERSYUKUR KEPADA ALLAH TA’ALA. Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan hamba hamba-Nya untuk bersyukur, sebagaimana firman-Nya :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun ingat kepadamu. BERSYUKURLAH KEPADA-KU dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (Q.S al Baqarah 152)
Sungguh bersyukur adalah salah satu bukti bahwa seseorang benar benar beribadah kepada Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Wahai orang orang beriman !. Makanlah dari rizki yang baik yang Kami berikan kepadamu. DAN BERSYUKURLAH kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (Q.S al Baqarah 172).
Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan untuk bersyukur mendapatkan kenikmatan karena dengan bersyukur akan terpelihara kenikmatan yang telah ada. Dan akan memunculkan kenikmatan kenikmatan yang belum ada. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa diantara cara bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan BERSUJUD yang LAZIM DISEBUT DENGAN SUJUD SYUKUR. Sungguh sujud syukur ini disyariatkan. Diantara dalilnya adalah hadits berikut ini :
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.
Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapatkan hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau menyungkur untuk sujud kepada Allah Ta’ala. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzi).
Namun demikian ketahuilah bahwa sujud syukur tidak terus menerus dilakukan. Terkadang kita melihat ada orang orang yang setelah shalat fardhu, lalu sebelum meninggalkan tempat shalat dia bersujud dulu. Diantaranya ada yang mengatakan bahwa dia sujud syukur karena telah mendapat nikmat yaitu bisa melakukan ibadah khususnya shalat. Nikmat bisa shalat adalah termasuk salah satu nikmat yang datang setiap saat kepada orang orang beriman. Ini tidaklah masuk keadaan untuk melakukan sujud syukur.
Syaikh Utsaimin berkata : Akan tetapi yang disunahkan bagi seorang hamba untuk bersujud ketika mendapat nikmat yang TIDAK SETIAP SAAT DATANG seperti kelahiran anak, dimudahkan dalam menikah, atau datangnya orang yang sudah lama dicari cari sampai harapan hampir putus asa atau mendengar berita kemenangan kaum muslimin atas orang kafir.
Demikian juga disunnahkan ketika selamat dari keburukan atau musibah yang amat mencekam, disaat orang lain menjadi korban. (Syarh Riyaadish Shalihin).
Dalam Kitab Zaadul Ma’ad Imam Ibnul Qayyim berkata : Diantara kebiasaan Nabi dan para sahabat, bersujud ketika datang kenikmatan baru yang menyenangkan atau tatkala keburukan yang besar hilang. Imam Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa contoh, diantaranya :
Pertama : Dahulu Nabi bersujud ketika Ali bin Abi Thalib menulis risalah kepada beliau perihal keislaman suku Hamdan.
Kedua : Abu Bakar ash Siddiq melakukan sujud syukur tatkala berita terbunuhnya Musailamah al Kadzdzab (si nabi palsu) sampai kepadanya.
Ketiga : Ali bin Abi Thalib melakukan sujud syukur saat menemukan Dza ats Tsudaiyah di tengah tengah orang Khawarij yang tewas.
Keempat : Ka’ab bin Malik bersujud syukur ketika datang berita gembira bahwa Allah Ta’ala menerima taubatnya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.094)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar