PUASA SUNNAH SALAH SATU AMALAN YANG BERAT ??.
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Allah Ta’ala mengajarkan berbagai macam bentuk amalan kepada hamba hamba-Nya. Semuanya adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan mengharap ridha-Nya. Diantara amalan yang sangat dianjurkan adalah melakukan puasa sunnah yang jumlahnya sangatlah banyak dibanding puasa jumlah puasa wajib 29 atau 30 hari di bulan Ramadhan.
Puasa sunnah yang masyhur dikalangan orang orang beriman adalah PUASA SENIN-KAMIS DAN PUASA AYYAMUL BIDH. Alhamdulillah, kita mengetahui sangatlah banyak saudara saudara kita yang sudah istiqamah mengamalkan dua puasa sunnah ini.
Bagi sebagian saudara saudara kita mungkin merasa puasa sunnah ini terasa berat di fisik. Diantaranya adalah karena harus menahan makan dan minum serta hal hal yang membatalkannya selama kurang lebih 14 jam. Lalu adakah cara yang bisa membuat kita merasa tidak terlalu berat melakukannya ibadah ini ?. Ada, diantaranya :
Pertama : Dalam mengamalkannya pasang niat ikhlas untuk mencari ridha Allah Ta’ala. Jika keikhlasan seseorang dalam beribadah SANGAT KUAT maka dengan memohon pertolongan-Nya semua menjadi ringan.
Kedua : Ingatlah, bahwa Allah Ta’ala tidak membebani manusia melebihi kemampuannya, terutama dalam beribadah. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al Baqarah 286)
Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memudahkan bagi mereka syariat-Nya dengan sangat mudah. Allah tidak memberatkan mereka dengan kesulitan, beban dan tambahan seperti yang diberikan kepada orang-orang sebelum mereka dan Allah tidak memberatkan melebihi kemampuan mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Jadi betapapun banyaknya ibadah yang disyariatkan, ketahuilah bahwa semua masih dalam batas kemampuan manusia.
Ketiga : Agar ibadah puasa terasa ringan maka ingat ingatlah balasan kebaikan dan pahala yang dijanjikan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya yang mengamalkannya. Sungguh Allah Ta’ala akan membalas semua amal ibadah hamba hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang DIBERI BALASAN YANG SEMPURNA sesuai dengan apa yang telah dilakukannya dan mereka tidak dizhalimi (dirugikan). Q.S al Baqarah 281.
Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala hanya akan membalas apa yang kita amalkan bukan apa yang kamu ketahui. Sungguh sangatlah banyak balasan kebaikan yang akan diterima oleh orang orang yang senantiasa melakukan puasa sunnah. Diantaranya adalah :
(1) Berpuasa MEMBUTUHKAN KESABARAN dalam menahan diri dari hal hal yang membatalkannya. Ketahuilah bahwa pahala sabar TIDAK TERBATAS, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az Zumar 10)
(2) Sungguh amalan puasa seorang hamba Allah khususkan untuk diri-Nya. Sehingga pahala amalan puasa bisa tak terbatas jumlahnya. Allah Ta’ala membalas sesuai kehendak-Nya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (dalam satu hadits Qudsi) : Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya, disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena Aku.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
(3) Sebagai perisai atau pelindung dari api neraka Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka. (H.R Imam Ahmad).
Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).
(4) Sungguh amalan puasa seseorang akan menjadi pemberi syafaat atau penolongnya di akhirat kelak yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Amalan puasa dan amalan (bacaan) al Qur an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Amalan puasa akan berkata : Wahai Rabb-ku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya.
Dan amalan al Qur an berkata pula : Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya. Beliau bersabda : Maka syafaat keduanya diperkenankan. (H.R Imam Ahmad, al Hakim dan ath Thabrani)
Selain itu ketahuilah bahwa salah satu keutamaan ibadah puasa adalah SANGAT MUDAH UNTUK DISEMBUNYIKAN. Dengan demikian terjaga keikhlasan dalam mengamalkannya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.113)