BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH SAMPAI SAAT AKAN WAFAT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hamba hamba Allah haruslah senantiasa berprasangka baik kepada Allah Ta’ala agar mendapat kebaikan yang diinginkan. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.
Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan. (H.R Imam Ahmad).
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman :
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku. (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhan pada Allah dan memiliki sikap raja‘ (harap) pada-Nya.
Mengenai makna hadits di atas, Al Qadhi ‘Iyadh berkata : Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah Ta’ala dan meminta ampunan-Nya. (Syarh Muslim).
Hakikatnya seorang hamba wajib baginya untuk berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Sungguh akan mendatangkan kebaikan yang banyak baginya. Bahkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan agar saat mendekati ajal haruslah dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah Ta’ala. Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat tiga hari sebelum wafatnya beliau :
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhan pada Allah. (H.R Imam Muslim).
Selanjutnya, dalam satu riwayat disebutkan bahwa pada satu kali Rasulullah menemui seorang pemuda yang menghadapi kematian. Beliau bersabda : Dari Anas bin Malik bahwa Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam masuk menemui seorang pemudah yang tengah menghadapi kematian. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bertanya : Bagaimana engkau dapati dirimu ?. Pemuda itu menjawab : Demi Allah, Wahai Rasulullah !. Sungguh aku mengharapkan Allah. Namun sungguh aku mengkhawatirkan dosa dosaku.
Maka Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Tidaklah dua hal ini (mengharap Allah dan sekaligus takut akan dosanya) terhimpun dalam hati seorang hamba dalam keadaan seperti ini, melainkan Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan dan Allah beri rasa aman dari apa yang dia khawatirkan”. (H.R at Tirmidzi).
Oleh karena itu hamba hamba Allah tetaplah berbaik sangka kepada Allah Ta’ala dalam semua keadaan dan juga penting pada saat akan wafat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.305)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar