BERSIKAP LEMBUT DALAM MENYURUH DAN MELARANG
Oleh : Azwir B. Chaniago
Seorang hamba yang beriman mempunyai kewajiban
untuk senantiasa menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran.
Sangatlah banyak ayat al Qur an dan as Sunnah yang menjelaskan tentang perintah
amar ma’ruf nahi mungkar. Diantaranya adalah :
Pertama : Surat Ali Imran 104.
Allah Ta’ala berfirman :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ
إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan
orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang orang yang beruntung.
Kedua : Surat Ali Imran 110
Allah Ta’ala berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaikyang
dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.
Ketiga : Surat at Taubah 71
Allah Ta’ala berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ
وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ
اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang orang yang beriman, laki laki dan
perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan
shalat, menunaikan zakat dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan
diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Keempat : Hadits dari Abu Sa’id al Khudri.
Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
عَنْ
اَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ قَالَ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإيْمَانِ
Dari Abu Sa’id al Khudri, ia berkata saya
telah mendengar Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa diantara kalian yang
melihat kemungkaran maka ubahlah kemungkaran tersebut dengan tangannya jika
tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan
itulah selemah selemahnya iman. )H.R Imam Muslim)
Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda : “Jika manusia mengetahui kedzaliman
dan tidak memberantasnya, maka Allah akan menimpakan adzab kepada mereka.”
(HR Abu Dawud)
Ketahuilah bahwa salah satu kunci utama
keberhasilan dalam menyuruh dan melarang adalah SIKAP LEMAH LEMBUT.
Oleh karena itu seorang hamba yang ingin
menyeru kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran haruslah berusaha
menjaga sikap ini. Sungguh perhiasan berharga dalam menyuruh dan melarang
adalah lemah lembut.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
menjelaskan keutamaan dalam berlemah lembut, diantaranya adalah :
Pertama : Allah Ta’ala mencintai lemah lembut.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda
:
يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ
رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ
Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah
itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan. (H.R Imam
Bukhari, dari Aisyah)
Imam Muslim juga meriwayatkan
hadits ini. Beliau Salallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
يَا عَائِشَةُ إِنَّ
اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعطِِي
عَلَى الْعُنْفِ وَمَالاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah
itu Mahalembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan
hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya.
Kedua : Jika jauh dari sikap lembut maka jauh
pula dari kebaikan
Rasulullah Salallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ
يُحْرَمِ الْخَيْرَ
Barangsiapa yang tidak memiliki
sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan. (H.R Imam Muslim dari Jabir
bin Abdullah).
Ketiga : Kelembutan akan menghiasi segala
sesuatu.
Rasulullah shallallaahu
'alaihi wasallam :
مَا كَانَ الرِّفْقُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ, وَمَا كَانَ
الْعُنْفُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
Tidaklah
lemah lembut dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah sikap keras
dalam segala sesuatu kecuali dia akan merusaknya. (H.R Imam Muslim).
Kisah dibawah
ini adalah salah satu pelajaran kelemah lembutan dari Rasulullah Salallahu
‘alaihi wasallam. Dari Anas bin Malik, dia berkata, Ketika kami duduk duduk di
masjid bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam tiba-tiba datang seorang
Badui lalu kencing di masjid. Para sahabat Nabi menghardiknya, “Berhenti,
berhenti.” Lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : Jangan
bentak dia, biarkan dia (jangan putus kencingnya). Lalu para sahabat membiarkan
orang Badui tadi menyelesaikan kencingnya. Kemudian Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam memanggilnya dan berkata kepadanya :
إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا
الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Sesungguhnya masjid-masjid ini tidaklah boleh untuk buang air kecil atau buang kotoran. Masjid itu tempat untuk dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalat dan membaca Al-Qur`an.
Dan beliau shallallaahu
'alaihi wasallam berkata kepada para sahabat : Sesungguhnya kalian
diutus untuk mempermudah bukan untuk mempersulit. Siramlah dengan satu ember
air pada tempat kencingnya. Lalu orang Badui tadi berkata, “Ya Allah rahmatilah
aku dan Muhammad, dan jangan Engaku rahmati yang lain bersama kami.” Lalu Nabi shallallaahu
'alaihi wasallam bersabda : Egkau telah menyempitkan yang luas.
(Muttafaq ‘alaih)
Oleh karena itu mari kita pelihara sikap lemah
lembut ini dalam kehidupan kita terutama sekali dalam menyuruh kepada kebaikan
dan melarang kepada kemungkaran. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.319).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar