TAK BISA MELIHAT KEBENARAN KARENA HATI TERTUTUP DOSA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Di zaman ini banyak manusia yang sulit untuk menerima kebenaran meskipun dalil dalil yang shahih sudah disajikan dihadapannya. Bahkan mereka membantah dalil dalil tentang kebenaran dengan akal mereka yang amat dangkal dan sangat terbatas.
Ketahuilah bahwa penyebab paling utama tak mampu melihat dan menerima kebenaran adalah dosa dan maksiat yang mereka lakukan telah menutup hati mereka. Para ulama telah menjelaskan ini, diantaranya adalah :
Pertama : Imam Ibnul Qayyim al Jauziah (wafat tahun 751 H.) Beliau berkata : Diantara dampak maksiat adalah hati pelakunya akan terkunci jika dosa telah bertambah banyak, hingga akhirnya dia menjadi orang yang lalai. Demikian penafsiran sebagian Salaf terhadap surat al Muthaffifin ayat 14.
Asal masalahnya, kata beliau, hati berkarat disebabkanmaksiat. Jika maksiat bertambah maka karat tadi menjadi penutup hati. Tutupan tersebut semkin lama semakin bertambah hingga akhirnya hati tertutupi, terkunci dan tergembok. Jika hal ini terjadi setelah adanya petunjuk dan pengetahuan maka hati menjdi terbalik. Bagian atasnya menjadi bagian bawahnya. Pada saat itu, musuhnya (diantaranya adalah syaithan, peny.) akan menguasainya dan menggiringnya sesuka hati. (Ad Daa’ wad Dawaa’).
Kedua : Imam Ibnu Katsir (wafat tahun 774 H.) Beliau menjelaskan : Adapun yang menutup hati mereka dari kebenaran adalah noda hitam yang telah memenuhi hati mereka karena BANYAK DOSA DAN KESALAHAN. Ibnu Jarir, at Tirmidzi, an Nasa’i dan Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ
Seorang hamba apabila melakukan suatu perbuatan dosa, maka dititikkan dalam hatinya sebuah noda hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan noda hitam tersebut hingga menutupi hatinya.
Dan itulah makna firman Allah Ta’ala :
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى
قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutupi hati mereka. (Q.S al Mutaffifin 14).
Noda hitam itu adalah TUMPUKAN DOSA ATAS DOSA sehingga menutupi seluruh hati yang akhirnya membuat hati itu mati. (Tafsir Ibnu Katsir).
Ketiga : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin (wafat tahun 1421 H.) Beliau berkata : Adapun orang yang hatinya dikotori oleh maksiat dan kotoran kotorannya maka ia tidak melihat ayat ayat al Qur an sebagai kebenaran. Bahkan ia melihatnya sebagai dongeng dongeng orang terdahulu. (Tafsir Juz ‘Amma).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah senantiasa menjaga diri untuk tidak melakukan dosa dan maksiat sekecil apa pun sehingga hatinya tetap hidup, bercahaya dan mudah menerima petunjuk tentang kebenaran. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.504)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar