APA PENYEBAB ANAK TAK MEMBALAS KEBAIKAN ORANG
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh menjadi harapan setiap orang tua, terutama yang sudah berusia lanjut, agar anak anaknya memberi perhatian kepadanya, yaitu sebagaimana dia telah memberi perhatian dan memelihara anak anaknya itu sewaktu kecil.
Kita mengetahui banyak orang tua merasa berbahagia di hari tuanya karena mendapat perhatian dan dipelihara oleh anak anaknya. Terutama sekali diberi kebutuhannya yang layak sesuai kemampuan anaknya.
Tetapi ada pula sebagian orang tua yang sudah lanjut usia tak mendapat perhatian sebagaimana mestinya dari anak anaknya. Nah, ketika anak tak memberi perhatian atau tak membalas kebaikan orang tuanya tentulah ada banyak sebab, diantaranya adalah :
Pertama : Anak tidak memahami keutamaan berbuat baik kepada orang tua.
Ketika seorang anak tak memiliki ilmu tentang keutamaaan berbuat baik kepada orang maka ini merupakan salah satu sebab dia mengabaikan orang tuanya. Ketahuilah, sungguh sangatlah banyak keutamaan yang diperoleh seorang anak jika berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tuanya, diantaranya :
(1) Sungguh keutamaan paling terdepan berbuat baik kepada orang tua adalah untuk MEMENUHI PERINTAH Allah Ta’ala dalam banyak firman-Nya, diantaranya adalah :
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ
Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah BERBUAT BAIK KEPADA IBU BAPAK. (Q.S al Isra’ 23).
(2) Bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda ketika menjawab pertanyaan Ibnu Mas’ud :
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ : قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ : قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : اَلْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ “
Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Pertama shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya). Kedua BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA. Ketiga jihad di jalan Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
(3) Bahwa ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
رِضَا الرَبِّ فِى رِضَا الوَالِدِ و سُخْطُ الرَبِّ فِى سُخْطِ الوَالِدِ
Ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua. (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu Hibban, at Tirmidzi dan al Hakim).
(4) Satu hal termasuk keutamaan yang akan diperoleh seorang anak yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya adalah bisa memasuki pintu surga yang paling tengah. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Orang tua adalah PINTU SURGA PALING TENGAH. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya. (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi dan Ibn Majah. Dihasankan oleh Syaikh Syuaib al Arnauth).
Al Qadhi Baidhawi berkata : Makna hadits, bahwa cara terbaik untuk masuk surga, dan sarana untuk mendapatkan derajat yang tinggi di surga adalah mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa di surga ada banyak pintu. Yang PALING NYAMAN DIMASUKI ADALAH PINTU PALING TENGAH. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu itu adalah menjaga hak orang tua. (Tuhfatul Ahwadzi).
Nah, jika seorang anak tahu persis bagaimana besar keutamaan dan kebaikan yang akan diperoleh jika dia berbuat baik kepada orang tuanya tentulah dia akan bersemangat melakukan apapun yang dia mampu untuk membalas kebaikan orang tuanya. Apalagi ketika orang tuanya sudah berusia lanjut.
Kedua : Anak tak membalas kebaikan bisa jadi sebagai ujian bagi orang tua.
Ada orang tua yang terkadang mengeluh, kenapa anak anak tak memberi perhatian, padahal saya sudah bersusah payah saat melahirkannya, merawat dan mendidiknya sewaktu kecil. Ketahuilah bahwa bisa jadi itu ujian bagi orang tua. Terkadang Allah Ta’ala menguji iman hamba hamba-Nya dengan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan yaitu untuk diketahui seberapa kokoh dan benar imannya. Allah Ta’ala berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, KAMI TELAH BERIMAN DAN MEREKA TIDAK DIUJI ?. Dan sungguh Kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang berdusta. (Q.S al Ankabut 2-3).
Selain itu, bisa jadi UNTUK MENGUJI KESABARAN orang tua menghadapi anak yang kurang perhatian kepadanya. Sungguh bersabar itu berat tetapi pahalanya tak terhingga. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az Zumar 10)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin).
Ketiga : Bisa jadi sebagai balasan karena sebelumnya dia juga kurang dalam berbuat baik kepada orang tuanya.
Keadaan ini memang dialami oleh sebagian orang tua. Ketika anak tak membalas kebaikan atau tak berbakti kepada kedua orang tuanya BISA JADI, MUNGKIN (?) karena dia dulu juga tak membalas kebaikan orang tuanya secara layak. Giliran dia sudah tua anak anaknya juga kurang perhatian kepadanya. Allah Ta’ala mengingatkan dalam firman-Nya :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
Jika kamu berbuat kebaikan (berarti) kamu berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat keburukan maka (kerugian keburukan) itu untuk dirimu sendiri.
Oleh karena ketika seseorang masih memiliki orang tua yang sudah lajut usia maka BERBUAT BAIKLAH kepadanya dengan selayaknya. Termasuk memelihara dan melayaninya dengan lembut serta kasih sayang dan juga memberi nafkah sesuai kemampuan. Semoga dengan begitu, anak anaknya kelak juga akan berbuat kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan (pula). Q.S ar Rahman 60.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.296)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar