Selasa, 28 Oktober 2025

HAMBA HAMBA ALLAH BERWUDHU DENGAN SEMPURNA

 

HAMBA HAMBA ALLAH BERWUDHU DENGAN SEMPURNA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan tentang kewajiban menyempurnakan wudhu serta ancaman dan bahayanya. Beliau bersabda : 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Celakalah tumit yang tidak terbasuh air wudhu’ dengan api neraka. (H.R Imam  Bukhari dan Imam Muslim).

Dalam satu hadits disebutkan pula tentang seseorang yang wudhunya kurang sempurna  lalu Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menyuruhnya untuk mengulang wudhu' : 

عَنْ جَابِرٍ أَخْبَرَنِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ ». فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى

Dari Jabir, Umar bin Khhathtab mengabarkan bahwa ada seseorang yang berwudhu’ lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya dan berkata : Ulangilah, perbaguslah wudhu’-mu. Lantas ia pun mengulangi dan kemudian dia shalat. (H.R Imam Muslim).

Dalam satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan tentang  keutamaan ketika seseorang berjalan ke masjid untuk shalat. Dalam hal ini Rasulullah  MENGINGATKAN SATU SYARAT YANG PENTING yaitu MENYEMPURNAKAN WUDHU’. Beliau bersabda : 

مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلَّاهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ

Barangsiapa yang berwudhu’ untuk shalat, kemudian MENYEMPURNAKAN WUDHU’NYA  kemudian berjalan menuju shalat wajib, shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau di masjid, Allah ampuni dosanya.  (H.R Imam Muslim dari Usman bin Affan).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

 صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ

Shalat seorang laki-laki berjamaah (di masjid) lebih utama dibandingkan shalatnya di rumahnya atau di pasarnya 25 kali lipat. Yang demikian karena ketika DIA BERWUDHU’ DAN MENYEMPURNAKAN WUDHU’NYA kemudian keluar menuju masjid tidak menginginkan kecuali shalat, tidaklah ia melangkahkan satu langkah kecuali ditinggikan satu derajat dan dihapus satu kesalahan.

Jika ia shalat Malaikat senantiasa mendoakannya selama ia berada di tempat shalatnya : Ya Allah bershalawatlah kepadanya, Ya Allah rahmatilah dia. Senantiasa seseorang berada dalam keadaan shalat selama ia menunggu shalat. (H.R Imam Bukhari).

Syaikh Shalih al Fauzan berkata : Bahwa  yang dimaksud dengan MENYEMPURNAKAN WUDHU’ itu bukan dengan banyaknya mencurahkan air, akan tetapi maksudnya adalah mengalirkan air hingga mengenai seluruh bagian dari anggota wudhu’. Sedangkan banyaknya mencurahkan air adalah berlebih-lebihan yang sangat dilarang. Bahkan terkadang terjadi pengucuran air yang banyak, namun tidak tercapai kesucian yang diwajibkan. (Mulakhas Fiqhiyah)

Oleh karena itu orang orang beriman haruslah sungguh sungguh  berusaha menyempurnakan wudhu’nya sebagai syarat melaksanakan shalat.

Wallahu A’lam. (3.616).

 

MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERUNTUNG

 

MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERUNTUNG

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Semua hamba hamba Allah   sangat mendambakan keberuntungan dalam hidupnya. Bahkan ingin beruntung di dunia dan di akhirat. Lalu apa sebenarnya makna orang yang beruntung. Ketahuilah bahwa hakikat orang yang beruntung di akhirat menurut syariat adalah tiada lain yaitu BISA MASUK KE SURGA.  Allah Ta’ala menjelaskan sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya  : 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan DIMASUKKAN KE DALAM SURGA, MAKA SUNGGUH IA TELAH BERUNTUNG. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Q.S Ali Imran 185).

Selan itu ketahuilah bahwa MODAL PALING UTAMA untuk mendapat keberuntungan YAITU DIMASUKKAN KE SURGA  ADALAH IMAN DAN AMAL SHALIH. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh, orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai, itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11)

Syaikh as Sa’di berkata : Sesungguhnya iman  menjadi syarat sahnya amal shalih. Bahkan tak bisa disebut amal shalih kecuali disertai dengan iman. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili berkata : Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan hari akhir. Kemudian mereka mengerjakan amal kebaikan yang Allah perintahkan. Pada hari kiamat, mereka akan diberi balasan surga yang di bawahnya dialiri sungai-sungai dan ada kebun-kebun. Itulah keberuntungan yang agung yang tidak diperuntukkan untuk orang-orang selain mereka. (Kitab Tafsir al Wajiz).

Selain itu ketahuilah bahwa  dengan IMAN DAN AMAL SHALIH maka Allah Ta'ala akan memberikan kehidupan yang baik (beruntung di dunia dan akhirat), yaitu sebagaimana firma-Nya:


مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang beramal saleh, laki laki atau perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahal 97).

Imam Ibnu Katsir berkata : Inilah janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti al Qur an dan as Sunnah, baik laki laki maupun wanita yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Amal yang diperintahkan itu telah disyariatkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia  dan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah dikerjakannya. (Tafsir Ibnu Katsir

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah dengan sungguh sungguh menjaga dua hal ini yakni IMAN DAN AMAL SHALIH.

Wallahu A'lam. (3.615). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Senin, 27 Oktober 2025

HAMBA ALLAH BERUSAHA MEMBACA AL QUR AN SETIAP HARI

 

HAMBA ALLAH BERUSAHA MEMBACA AL QUR AN SETIAP HARI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah berusahalah membaca al Qur an setiap hari. Jangan ada hari yang hampa atau kosong tanpa bacaan al Qur an. Jadikan kegiatan membaca al Qur an sebagai kebutuhan diri.

Ibarat kebutuhan makan dan minum setiap hari. Ketika seseorang tidak makan dan minum seharian maka tubuh akan terasa lemah sehingga sulit untuk melakukan kegiatan fisik.

Nah, ketika seseorang tidak mengisi hari harinya dengan membaca dan mempelajari al Qur an maka HATINYA TIDAK MENJADI TENANG. Allah Ta'ala berfirman :


الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Ketahuilah bahwa orang orang yang berilmu menjelaskan bahwa  BERDZIKIR ATAU MENGINGAT ALLAH dengan membaca al Qur an termasuk dzikir yang paling baik dan sangat dianjurkan.

Selain itu ketahuilah bahwa sungguh al Qur an itu adalah penawar atau obat sebagaimana dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari al Qur an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat BAGI ORANG YANG BERIMAN, sedangkan bagi orang yang zhalim (al Qur an itu) hanya akan menambah kerugian. (Q.S al Isra’ 82).

Imam Ibnu Katsir  berkata : Allah Ta'ala meberi tahukan tentang al Qur an yang tidak datang kepadanya kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya. Al Qur an merupakan obat penyembuh dan rahmat bagi orang orang yang beriman yakni dapat MENGHILANGKAN BERBAGAI PENYAKIT DI DALAM HATI seperti keraguan, kemunafikan, kemusyrikan dan penyimpangan. Sekali gus SEBAGAI RAHMAT yang membawa dan mengantarkan kepada keimanan, hikmah dan melahirkan keinginan untuk mencari kebaikan. (Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh Muhammad Amin asy Synqith  berkata : Penawar atau obat bagi penyakit hati atau jiwa seperti keraguan, kemunafikan dan perkara lainnya. Bisa pula menjadi obat jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. (Tafsir Adhwaul Bayan).

Tentang surat al Isra’ 82 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Al Qur an itu mengandung PENYEMBUH DAN RAHMAT. Akan tetapi itu BUKAN UNTUK SETIAP ORANG. Itu hanya DIPERUNTUKKAN BAGI ORANG ORANG YANG BERIMAN dan membenarkan ayat ayat-Nya lagi mengetahuinya. Adapun orang orang yang zhalim yang tidak membenarkan atau tidak mau mengamalkannya maka ayat al Qur an tidak menambah kepadanya kecuali kerugian belaka.

PENYEMBUHAN yang dimaksud adalah bersifat umum untuk menyembuhkan PENYAKIT HATI dari syubhat dan kebodohan, pemikiran rusak dan penyimpangan yang buruk serta niat yang buruk. (Selain itu) juga untuk MENYEMBUHKAN TUBUH DARI RASA SAKIT DAN GANGGUANNYA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah haruslah berusaha membaca al Qur an SETIAP HARI SESUAI KEMAMPUAN. Kalau bisa bacalah beberapa jus satu hari. Kalau tidak bisa bacalah setengah jus. Jika tidak bisa juga bacalah lima halaman. Jika tidak bisa juga bacalah satu halaman satu hari.

Kalau TIDAK BISA JUGA maka tangisilah diri sendiri. Mungkin ada dosa  yang telah melalaikan dirimu sehingga tidak mampu membaca al Qur an. Bersegeralah memohon ampun dan bertaubat.

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   mengingatkan tentang amalan yang  dilakukan secara kontinyu, terus menerus akan MENDATANGKAN KECINTAAN ALLAH TA’ALA. Dari Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu (terus  menerus dilakukan) walaupun itu sedikit. (H.R Imam Muslim).

 

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu hadits tentang orang yang mendapat CINTA ALLAH tersebab membaca al Qur an. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Beliau menjawab :  Al hal wal murtahal.

Orang ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Yaitu (orang) yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali khatam ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at  Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.614)

   

Sabtu, 25 Oktober 2025

JALAN UTAMA MENUJU KEPADA KEMULIAAN DIRI

 

JALAN UTAMA MENUJU KEPADA KEMULIAAN DIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang hakikatnya SANGAT MENGINGINKAN  kemuliaan bagi dirinya. Lalu ada diantaranya berusaha keras untuk  memperoleh kemuliaan itu dengan   mengumpulkan harta sampai berlimpah, ada pula yang berusaha keras untuk mendapatkan pangkat dan jabatan tinggi. Ada pula yang berusaha keras mendapatkan ilmu dunia sebanyak banyaknya.

Tetapi ketahuilah bahwa dengan begitu kemuliaan bisa  diperoleh dan bisa juga tidak. Kalaupun diperoleh  sifatnya sangat sementara bahkan fatamorgana. Ketahuilah bahwa kemuliaan yang sebenar benarnya yang perlu dan paling utama untuk dicari oleh setiap hamba adalah menjadi  mulia di sisi Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Selain itu ketahuilah bahwa bagi orang orang beriman  ada banyak jalan menuju kemuliaan bagi dirinya, diantaranya dengan :

Pertama : Senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkan al Qur an.      

Sungguh orang yang menjunjung tinggi al Qur an yaitu dengan senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkannya  akan diangkat derajatnya yaitu  mendapat kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : 

لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat SEBAB SEBAB KEMULIAAN bagimu, Maka apakah kamu tidak memahaminya. (Q.S al Anbiya’ 10). 

Syaikh as Sa’di berkata : “Yang didalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan bagimu”. Yaitu kemuliaan, prestise dan ketinggian martabat kalian. Jika kalian mengingat ingat kabar kabar otentik yang ada didalammnya, kemudian kalian meyakini dan mentaati kandungan perintah perintahnya dan kalian menjauhi larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan meningkat dan kedudukan kalian akan menjadi agung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kedua : Senantiasa mendirikan shalat malam.

Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan  tentang ADANYA KEMULIAAN  pada diri  orang orang yang senantiasa mendirikan shalat malam, sebagaimana disebutkan Malaikat Jibril  :  

عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata : Jibril datang kepada Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam  lalu berkata : Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.

Kemudian dia berkata : Wahai Muhammad !, KEMULIAAN SEORANG MUKMIN ADALAH BERDIRINYA DIA PADA MALAM HARI (untuk shalat lail), dan keperkasaannya adalah ketidak butuhannya terhadap manusia. (H.R ath Thabarani dalam al-Mu’jam al Ausath, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al hadits ash Shahihah).

Ketiga : Senantiasa memaafkan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.613)

 

 

Jumat, 24 Oktober 2025

BERDOA DALAM SHALAT TERMASUK SALAH SATU YANG UTAMA

 

BERDOA DALAM SHALAT TERMASUK SALAH SATU YANG UTAMA

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, inti utama bacaan dalam shalat adalah komunikasi dan menghadap Allah Ta'ala  secara penuh dengan khusyuk.  Bacaan al Fatihah sebagai puncaknya karena memuat inti ajaran Islam, memuji Allah, dan memohon petunjuk.

Bacaan lainnya seperti takbir, doa iftitah, dan bacaan saat ruku' serta sujud berfungsi untuk memperkuat penghambaan, pengakuan kebesaran Allah Ta'ala  dan permohonan ampunan. 

Jadi, bacaan utama dan paling penting dalam setiap shalat seseorang, diantaranya adalah :

(1) Takbiratul Ihram: Memulai shalat dengan mengucapkan : Allahu Akbar, yang artinya Allah Maha Besar, yaitu pernyataan dan pengakuan kebesaran-Nya atas segala sesuatu.

(2) Doa Iftitah: Membuka shalat diantaranya dengan memohon ampunan, pujian, dan menyatakan bahwa hidup dan mati kita hanya untuk Allah Ta'ala.

(3) Surat Al-Fatihah: Inti dari shalat karena memuat pujian kepada Allah, permohonan pertolongan, dan permintaan petunjuk jalan lurus. Surat ini disebut juga "Ummul Kitab" (induk Al-Qur'an) dan wajib dibaca di setiap rakaat shalat.

(4) Bacaan saat ruku' dan sujud: Mengucapkan "Subhanallah" (Maha Suci Allah) dan lainnya untuk menyucikan dan memuji Allah dengan penuh penghormatan.

(5) Tasyahud awal dan tasyahud akhir : Yaitu menegaskan kesaksian ke-Mahaesaan Allah Ta'ala  serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

(6) Mengucapkan salam sebagai penutup shalat.

 Selain itu, ada kesempatan yang sangat dianjurkan berdoa secara khusus dalam shalat yaitu ketika :

Pertama : Pada saat sujud dalam shalat.

Ketika seorang hamba sujud dalam shalatnya,  itulah salah satu waktu dia berada  sangat dekat dengan Rabb-nya. Dan inilah kesempatan untuk banyak berdoa yang mudah diijabah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Keadaan PALING DEKAT seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa pada waktu (sujud) itu. (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Makna dekatnya seorang hamba kepada Rabb-nya pada saat sujud dibandingkan semua kondisinya itu menunjukkan PUNCAK KETUNDUKAN DAN PENGAKUAN SEORANG  HAMBA terhadap penghambaan dirinya dan Rububiah Rabb-nya. (Syarah Hishnul Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Memperbanyak  doa dalam shalat dilakukan setelah membaca dzikir atau bacaan yang khusus ketika sujud karena ini merupakan kewajiban dalam shalat. (Majmu’ Fatawa).

Imam an Nawawi berkata : Perlu diketahui bahwa keutamaan (memperbanyak doa, peny.) yang disebut dalam hadits ini berlaku untuk semua sujud dalam shalat. Tidak hanya untuk sujud terakhir saja sebagaimana yang disangka dan dipraktekkan oleh sebagian dari kamu muslimin. (Syarah Shahih Muslim).

Kedua : Setelah tasyahud akhir sebelum salam.

Meskipun tidak wajib tetapi sangat baik untuk berdoa yatu PADA TASYAHUD AKHIR SEBELUM SALAM ketika  shalat wajib maupun shalat sunnah. 

Diantaranya adalah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  telah mengajarkan doa memohon perlindungan dari empat hal. Dan doa ini senantiasa dibaca Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagaimana sabda beliau berikut ini :  

وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – : أنَّ رسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أرْبَعٍ ، يقول : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan, ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QABRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL’ (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah al Masih ad Dajjal). (H.R Imam Muslim)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

وكان يدعو به فيي تشهده

Rasulullah berdoa dengan doa ini dalam tasyahud (akhir) beliau. (H.R Imam Ahmad dan Abu Daud). 

Dan juga doa ini diajarkan Rasulullah Salallahu  ‘alaihi Wasalam bersabda kepada para sahabat dan juga untuk semua umat beliau :

وكنان يعلمه الصحابه كما يعلمهم السورة من القران

Dan beliau juga mengajarkan para sahabat doa tersebut sebagaimana beliau mengajarkan mereka surat dari al Qur an. (H.R Imam Muslim dan   Abu ‘Awanah).

Setelah membaca doa berlindung dari empat hal diatas maka SEBELUM SALAM  dianjurkan pula membaca doa doa yang lainnya untuk memohon segala sesuatu kebaikan yang kita inginkan.

Selain itu perlu diketahui bahwa BERDOA KETIKA SUJUD DALAM SHALAT DAN BERDOA SETELAH TASYAHUD AKHIR SEBELUM SALAM ini lebih utama dilakukan pada saat shalat sendiri dan kesempatan paling banyak dilakukan adalah dalam shalat sunnah sendiri.

Ketika seseorang shalat bersama imam MAKA SEHARUSNYA KETIKA IMAM SALAM MAKMUM JUGA SEGERA SALAM. DAN JUGA  TIDAKLAH DIANJURKAN BERLAMA LAMA SUJUD untuk berdoa karena makmum wajib untuk bersegera  mengikuti gerakan imam.

Wallahu A'lam. (3.612)

 

 

 

Rabu, 22 Oktober 2025

MENYEBUT NAMA ALLAH KETIKA MEMULAI SUATU KEGIATAN YANG BAIK

 

MENYEBUT NAMA ALLAH KETIKA MEMULAI SUATU KEGIATAN  YANG BAIK

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, hamba hamba Allah hendaklah membiasakan diri bahkan sangat dianjurkan menyebut nama Allah yaitu BISMILLAH ketika melakukan aktivitas atau perbuatan baik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya. (H.R Al Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam al Arba’in dan  as Subki dalam Tabaqathnya).

 

Bahkan secara khusus, dalam sebelum melakukan berbagai kegiatan, Rasulullah mengingat untuk senantiasa membaca basmalah, dua diantaranya :

 

Pertama : Sebelum berwudhu

 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ

Tidak ada shalat bagi yang tidak ada wudhu. Tidak ada wudhu bagi yang tidak membaca bismillah di dalamnya. (HR. Abu Daud no. 101 dan Ibnu Majah no. 399. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

 

Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan, “Pendapat yang menyatakan hukum membaca bismillah saat wudhu adalah sunnah. Itulah yang lebih kuat, Insya Allah. Namun sunnahnya itu begitu ditekankan, jangan sampai ditinggalkan dengan sengaja.” (Minhatul ‘Allam).

 

Kedua : Sebelum makan

 

Ketahuilah bahwa salah satu adab  utama   seorang muslim ketika hendak makan adalah membaca basmalah. Diantara dalilnya adalah, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Umar bin Abu Salamah, yang kala itu  masih belia :

 

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ. فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ

Wahai anakku, bacalah BISMILLAH,  makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu. Maka (Umam bin Abu Salamah berkata bahwa) seperti itulah cara makanku setelah itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dan juga sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau : 

إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره

Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan : “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan : Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan al Hakim).

Dari hadits diatas kita mengetahui bahwa BEGITU PENTING DAN BESAR MANFAATNYA membaca basmalah sebelum makan maka ketika lupa membacanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengajarkan bacaan pengganti yaitu :  Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi.

 

Selain itu ketahuilah bahwa  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga mengingatkan agar membaca basmalah ketika membuka pakaian sehingga mata  jin  tidak bisa atau terhalang untuk melihat aurat orang orang beriman. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

سِتْرُ ما بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ ، إِذَا خَلَعَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ اللَّهِ

Tabir antara pandangan mata jin dengan aurat bani adam (manusia) adalah apabila seseorang melepas pakaiannya, dia membaca : bismillah. (H.R Ibnu Adi ath Thabrani).

Sungguh, anjuran membaca basmalah tersebut  diatas adalah sunnah Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam dengan dalil dalil yang shahih. Oleh karena SANGAT BAIK kalau kita amalkan. Ingatlah sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :


 
من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).  

Selain itu ada lagi keutamaan menghidupkan sunnah yaitu satu hadits  ari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al Muzani radhiyallahu ‘anhu bahwa  Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun. (H.R Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Wallahu A'lam. (3.611).