ADA JALAN UNTUK
MENGHAMBAT PERBUATAN MAKSIAT
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh perbuatan maksiat adalah perbuatan tercela
yang mendatangkan berbagai keburukan bahkan kehinaan dan DOSA YANG HARUS
DIPERTANGGUNG JAWABKAN DIAKHIRAT KELAK. Oleh karena itu hamba Allah haruslah berusaha dengan sungguh
sungguh untuk menghindarinya meskipun maksiat yang kecil apalagi maksiat besar.
Meskipun kebanyakan orang sangat malu dan sering tidak
berani melakukan perbuatan maksiat di depan orang lain atau diketahui orang
lain tetapi berani melakukan maksiat atau perbuatan buruk di kala sendirian.
Perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau
:
عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : « لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ
أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ
بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ
ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ
مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ
جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ
أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا »
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata : Sungguh aku mengetahui
suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal gunung
Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut sebagai debu yang bertebaran.
Tsauban berkata : Wahai Rasulullah, coba sebutkan
sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan
kami tidak mengetahuinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama
dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian.
Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk
bisa bermaksiat pada Allah. (H.R Ibnu Majah, al Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa sanad hadits ini hasan).
Ketahuilah bahwa ada banyak jalan yang bisa menghambat
perbuatan makiat, baik perbuatan maksiat terang terangan maupun maksiat
sembunyi sembunyi, diantaranya adalah :
Pertama : Perkokoh iman.
Jangan biarkan iman melemah. Diantara tanda melemahnya
iman adalah merasa
malas atau enggan melakukan ibadah, bahkan meremehkan amalan sunnah.
Ketahuilah bahwa lemahnya iman, itu tersebab kurangnya ilmu. Kurang ma’rifatullah (mengenal Allah). Kalau iman seseorang itu kuat, jika ada maksiat di depannya, ia akan mengedepankan rasa takut pada Allah daripada kesenangan dunia yang sementara.
Dan diantara cara untuk memperkuat
iman adalah sebagaimana nasehat Imam al Gazali yaitu : (1) Menyibukkan diri membaca al-Qur’an berikut
penjelasannya (2) Membaca hadits disertai maknanya, dan (3) Menyibukkan diri
dengan menunaikan berbagai tugas (kewajiban) ibadah. (Dari al Ihya).
Kedua : Bergaul dengan teman yang shalih.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya.
Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian. (H.R
Abu Daud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad. Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’).
Sungguh banyak maksiat yang terjadi dikarenakan teman
bergaul yang buruk kelakuannya.
Ketiga : Tidak mengumbar pandangan.
Salah
satu kewajiban hamba hamba Allah adalah menundukkan pandangan agar diri
terhambat dari keburukan dan dosa. Allah
Ta’ala berfirman :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ
بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah
kepada laki laki yag beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara
kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu perbuat. (Q.S an Nuur 30).
Kemudian,
dalam ayat ke 31 surat an Nuur Allah Ta’ala memerintahkan pula para
wanita untuk menundukkan padangan mereka.
Lalu
bagaimana dengan pandangan yang tidak disengaja ?. Dalam satu hadits disebutkan
dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ
نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau
memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku. (H.R Imam Muslim).
Keempat
: Tidak memanfaatkan waktu luang.
Sungguh,
waktu adalah salah satu nikmat dari Allah Ta'ala. Tetapi ada banyak saudara
kita yang tertipu dengan waktu, yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua
nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu
luang. (H.R Imam Bukhari).
Sejatinya jika hati kita sehat maka tidaklah
kita akan menyia nyiakan nikmat Allah yang bernama waktu. Jangan tertipu dengan
waktu. Bersyukurlah dengan waktu yang masih diberikan Allah kepada kita dan
isilah dengan amalan amalan yang paling utama dan paling bermanfaat.
Ketahuilah
bahwa waktu ibarat wadah yang bisa diisi dengan sesuatu yang baik dan sesuatu
yang buruk. Ketika waktu senantiasa diisi dengan kebaikan maka terhindar dari
keburukan.
Wallah
A'lam. (3.576).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar