Minggu, 27 Juli 2025

ADA JALAN UNTUK MENGHAMBAT PERBUATAN MAKSIAT

ADA JALAN UNTUK MENGHAMBAT PERBUATAN MAKSIAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh perbuatan maksiat adalah perbuatan tercela yang mendatangkan berbagai keburukan bahkan kehinaan dan DOSA YANG HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN DIAKHIRAT KELAK. Oleh karena itu  hamba Allah haruslah berusaha dengan sungguh sungguh untuk menghindarinya meskipun maksiat yang kecil apalagi maksiat besar.

Meskipun kebanyakan orang sangat malu dan sering tidak berani melakukan perbuatan maksiat di depan orang lain atau diketahui orang lain tetapi berani melakukan maksiat atau perbuatan buruk di kala sendirian. Perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : « لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا »

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata : Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut sebagai debu yang bertebaran.

Tsauban berkata : Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah. (H.R Ibnu Majah, al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ketahuilah bahwa ada banyak jalan yang bisa menghambat perbuatan makiat, baik perbuatan maksiat terang terangan maupun maksiat sembunyi sembunyi, diantaranya adalah :  

Pertama : Perkokoh iman.

Jangan biarkan iman melemah. Diantara tanda melemahnya iman adalah merasa malas atau enggan melakukan ibadah, bahkan meremehkan amalan sunnah.

Ketahuilah bahwa lemahnya iman, itu  tersebab kurangnya ilmu. Kurang  ma’rifatullah (mengenal Allah).  Kalau iman seseorang itu kuat, jika ada maksiat di depannya, ia akan mengedepankan rasa takut pada Allah daripada kesenangan dunia yang sementara.

Dan diantara cara untuk memperkuat iman adalah sebagaimana nasehat Imam al Gazali yaitu  : (1) Menyibukkan diri membaca al-Qur’an berikut penjelasannya (2) Membaca hadits disertai maknanya, dan (3) Menyibukkan diri dengan menunaikan berbagai tugas (kewajiban) ibadah. (Dari al Ihya).

Kedua : Bergaul dengan teman yang shalih.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda :

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian. (H.R Abu Daud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad. Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’).

Sungguh banyak maksiat yang terjadi dikarenakan teman bergaul yang buruk kelakuannya.

Ketiga : Tidak mengumbar pandangan.

Salah satu kewajiban hamba hamba Allah adalah menundukkan pandangan agar diri terhambat  dari keburukan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada laki laki yag beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. (Q.S an Nuur 30).

Kemudian, dalam ayat ke 31 surat an Nuur Allah Ta’ala  memerintahkan pula para wanita untuk menundukkan padangan mereka.

Lalu bagaimana dengan pandangan yang tidak disengaja ?. Dalam satu hadits disebutkan dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.

Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku. (H.R Imam Muslim).

Keempat : Tidak memanfaatkan waktu luang.

Sungguh, waktu adalah salah satu nikmat dari Allah Ta'ala. Tetapi ada banyak saudara kita yang tertipu dengan waktu, yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :


نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari).

Sejatinya jika hati kita sehat maka tidaklah kita akan menyia nyiakan nikmat Allah yang bernama waktu. Jangan tertipu dengan waktu. Bersyukurlah dengan waktu yang masih diberikan Allah kepada kita dan isilah dengan amalan amalan yang paling utama dan paling bermanfaat.

Ketahuilah bahwa waktu ibarat wadah yang bisa diisi dengan sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Ketika waktu senantiasa diisi dengan kebaikan maka terhindar dari keburukan.

Wallah A'lam. (3.576).  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar