KEWAJIBAN BERIBADAH SESUAI YANG DIAJARKAN RASULULLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap muslim haruslah mengikuti Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam terutama sekali dalam beribadah. Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu (benar benar) mencintai Allah, IKUTILAH AKU, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.S Ali Imran 31).
Syaikh as Sa’adi berkata : Tanda tanda kecintaan kepada Allah Ta’ala adalah MENGIKUTI RASULULLAH SALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM. Allah Ta’ala menjadikan perbuatan mencontoh Rasulullah dan mengikuti segala yang diserukannya sebagai jalan kepada kecintaan kepada-Nya dan keridhaan-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Sungguh Allah telah mengingatkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah contoh teladan terbaik firman-Nya :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzab 21).
Wahai
orang-orang beriman, sungguh Rasulullah adalah teladan yang baik bagi kalian
dalam setiap perkataan, perbuatan, dan tindak tanduknya. Maka wajib
meneladaninya bagi orang yang beriman kepada Allah, yang mengharap pahala
dari-Nya dan takut dari azab-Nya, serta memperbanyak zikir dengan lisan dan
hatinya. (Kitab Tafsir al Muyassar)
Ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya semua cara untuk mendekatkan diri ke surga dan menjauh dari neraka. Dan bekewajiban untuk mengikutinya. Beliau bersabda :
مابقي شيء يقرب منْ الْجَنَّة ويباعد منْ النَّار إلا وقد بين لكم
Tidak tersisa satu (amalan) pun yang dapat mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali sudah dijelaskan semuanya kepada kalian. (HR. Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi).
Ingatlah bahwa syarat diterimanya suatu ibadah adalah ikhlas dan ittiba’. Ikhlas yaitu beribadah semata-mata karena Allah sedangkan ittiba’ adalah mengikuti tata cara ibadah yang diajarkan Rasulullah.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan kita dalam sebuah hadits tentang bahaya jika tak mengikuti petunjuk dari beliau dalam beribadah.
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim)
Selain itu, ketahuilah bahwa jika seseorang melakukan suatu ibadah yang tidak sesuai dengan yang beliau ajarkan maka bukan saja amalnya tertolak. Selain itu bisa dianggap sebagai menyelisihi Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Ketika seseorang berani menyelisihi beliau Dalam beribadah maka akan tertimpa fitnah dan diancam dengan adzab yang pedih.
Diriwayatkan oleh Khatib al Baghdadi bahwa pada satu kali Imam Malik dimintai pendapatnya oleh seseorang yang akan melakukan ibadah umrah dari Madinah. Orang ini berkata : Wahai Syaikh, aku mau Umrah dan aku akan mengambil miqad (tempat start dan berniat untuk umrah, pen.) dari Masjid Nabawi.
Imam Malik berkata : Jangan lakukan itu. Itu menyelisihi Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Ambillah miqad dari Dzul Hulaifah yaitu sebagaimana yang dicontohkan oleh beliau.
Tapi orang ini menjawab : Aku ingin miqad dari Masjid Nabawi, yaitu Masjid Nabi, jadi lebih utama. Imam Malik berkata : Kalau engkau lakukan, kata Imam Malik, maka aku khawatir engkau akan tertimpa fitnah (ujian atau cobaan).
Fitnah apa wahai Syaikh, saya cuma menambah jarak dan mengambil miqad dari tempat yang mulia yaitu Masjid Nabawi, agar lebih afdhal.
Imam Malik menjawab : Engkau akan tertimpa fitnah dan adzab karena engkau menganggap dirimu lebih baik dan lebih tahu dari Rasulullah. Lalu Imam Malik membacakan firman Allah dalam surat an Nur 63 :
فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ
أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Maka hendaklah orang orang yang
menyelisihi perintah Rasul, takut akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih.
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah tetap memeriksa dan menjaga amalnya agar sesuai dengan contoh dan diajarkan Rasulullah Sallahu ‘alaihi Wasallam. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.041).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar