KEJUJURAN
DIBUTUHKAN TAPI DIABAIKAN
oleh: Azwir B. Chaniago
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Q.S al Ahzab 70).
Muqaddimah.
Banyak manusia, terutama pencinta lingkungan hidup merasa
sedih melihat punahnya hutan termasuk hutan lindung, mulai langkanya berbagai
jenis binatang dan tanaman yang menopang kelestarian lingkungan. Untuk itu
telah dilakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan ini, baik oleh pemerintah, LSM, perorangan dan yang
lainnya dengan tenaga dan dana yang tidak sedikit. Ini memang sesuatu yang baik
dan perlu diteruskan.
Tapi dilain pihak sadarkah kita bahwa ada sesuatu yang sangat kita butuhkan dalam hidup ini yang juga sudah mulai langka kalau belum bisa dikatakan punah yaitu jujur dan kejujuran. Kita kadang kadang bertanya dimana kita bisa menemukan kejujuran, sungguh sangat sulit. Padahal, sebenarnya setiap orang pasti membutuhkan jujur dan kejujuran. Termasuk orang orang yang suka menipu pun tidak ada yang suka ditipu atau dibohongi. Jika seorang pimpinan suatu group yang selalu menipu manusia, lalu pada satu saat ditipu oleh anak buahnya pastilah dia akan marah besar dan menghukum anak buahnya. Tidaklah pimpinan penipu ini akan berkata : Saya kan penipu sehingga pantas ditipu. Ini kenyataan.
Sungguh kejujuran adalah suatu yang terpuji. Kita sulit untuk mebayangkan bagaimana keburukan dan malapetaka akan muncul jika kejujuran telah betul betul punah dalam masyarakat. Jika seorang pemimpin tidak jujur kepada bawahannya, seorang suami tidak jujur kepada isteri atau sebaliknya, jika seorang anak selalu tidak jujur kepada orang tuanya dan yang lainnya sungguh kerusakan yang besar pastilah akan terjadi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat bahkan kehidupan berberbangsa dan bernegara pun akan sangat terganggu dan jauh dari kenyamanan. Tapi ternyata saat ini, karena berbagai kepentingan dan pesan sponsor maka kejujuran diabaikan. Orang yang berbuat jujur sering dikalahkan, dianggap sok suci bahkan dikucilkan dan dihinakan. Ini adalah salah satu indikasi tentang kemerosotan iman yang mulai parah.
Makna dan hakikat jujur.
Imam Raghib al Ashfani berkata : Jujur adalah kesesuaian
antara ucapan dengan apa yang tersembunyi dan yang akan dikatakan secara
bersamaan. Apabila tidak terpenuhi syarat ini maka bukanlah sebuah kejujuran.
Imam Ibnul Qayyim, dalam Madaarijus Saalikin berkata tentang hakikat dari kejujuran antara lain : “Kejujuran,
dengannya dapat dibedakan antara orang munafik dan orang beriman, para penghuni
surga dan penghuni neraka. Kejujuran merupakan ruh amal, penjernih keadaan,
penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang orang yang akan menghadap Rabb
Yang Mahamulia. Kejujuran tidaklah ia menghadapi kebatilan melainkan akan
melawan dan mengalahkannya.”
Keutamaan berlaku jujur.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan berlaku jujur diantaranya
adalah :
Pertama : Sebagai bukti ketaatan kepada Allah. Allah memerintahkan hamba hambaNya yang beriman agar selalu jujur dan berpegang kepada kebenaran. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
(Q.S at Taubah 119).
Kedua : Sungguh kejujuran adalah salah satu yang membedakan orang mukmin dan orang munafik. Rasulullah bersabada : “Ayatul munafiqina tsalatsa, idza hadatsa kadziba, idza wa’ada akhlafa, wa idza utmina khana” Tanda orang munafik ada tiga , bila berkata dusta (tidak jujur), bila berjanji mengingkari dan bila diberi amanah ia khianat (Mutafaq ‘alaihi).
Ketiga : Jujur akan memberikan ketenangan. Orang yang berakal (sehat) senantiasa mencari ketenangan bagi dirinya. Ketahuilah bahwa berlaku jujur adalah salah satu obat untuk ketenangan hati. Bukankah orang orang yang suka berbohong tidak akan mendapat ketenangan dalam dirinya karena senantiasa diliputi kecemasan kalau kalau bohongnya tersingkap. Sungguh tidaklah nyaman hidup dalam kebohongan atau tidak jujur. Seorang yang telah berbohong akan mencari lagi kebohongan lain yang lebih besar untuk menutup kebohongan sebelumnya, begitulah seterusnya. Rasulullah bersabda : “Fainna shidqa thuma’ninah wal kadziba ribatun” Sesungguhnya kejujuran itu adalah (mendatangkan) ketenangan dan dusta adalah keragu raguan (kegelisahan, kecemasan) H.R Imam Tirmidzi.
Keempat : Jujur akan mengantarkan seseorang ke surga. Ini adalah berita sangat menggembirakan bagi seorang yang senantiasa melazimkan sikap jujur dalam hidupnya walaupun berlaku jujur itu kadang kadang pahit untuk dilakukan tapi sungguh manis hasilnya. Rasulullah bersabda : “’Alaikum bishshadqi, fainna shadqa yahdi ilal birri. Wa innal birra yahdi ilal jannati. Wamaa yazaalu rajulu yashduqu wa yataharaash shidqa hatta yuktaba ‘indallahi shiddiqan’ Kalian haruslah berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran maka ia akan dicatatat sebagai orang yang jujur disisi Allah (Mutafaq ‘alaihi). Sungguh alangkah bahagianya seseorang yang berlaku jujur karena membawanya kepada kebaikan yang berujung kepada mendapatkan surga. Dan yang paling mengembirakan lagi bagi orang jujur adalah Allah yang mencatatnya sebagai orang jujur.
Pendorong berbuat jujur.
Imam al Mawardi, dalam kitabnya Adabud Dun-ya Waddin,
menjelaskan ada empat pendorong manusia berlaku jujur. Pertama : Sisi agama.
Jika seseorang memahami betul agamanya yang melarang dan mencela berlaku bohong
tentu dia akan senantiasa berlaku jujur. Kedua : Sisi akal. Seorang yang
memiliki akal (yang sehat) tentulah dia akan mengerti dan menyadari betul
betapa besar manfaat kejujuran baginya maka dia akan senantiasa berlaku jujur.
Ketiga : Sisi kehormatan diri. Manusia secara naluri pasti akan selalu berusaha
menjaga dirinya dan dia tidak mau
merusak kehormatan dirinya dengan berbuat tidak jujur. Keempat : Sisi
popularitas. Tidaklah seseorang mau berlaku tidak jujur karena takut akan
terkenal dalam masyarakat sebagai orang yang tidak jujur atau tukang bohong.
Tiga tempat boleh tidak jujur.
Agama Islam yang sempurna ini telah memberikan rukhshah yaitu
keringanan atau membolehkan untuk berkata
tidak jujur. Tujuannya tentulah dalam rangka mendapatkan mashlahat dan agar
terhindar dari keburukan. Sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu
tentang bolehnya berbohong pada tiga keadaan : Pertama : Berbohong kepada musuh
dalam peperangan, karena sungguh perang adalah tipu daya. Kedua : Berbohong
untuk mendamaikan pihak pihak yang bertikai. Ketiga : Bohong suami kepada istri
dan bohong istri kepada suaminya untuk tujuan kebaikan dan menghindari keburukan.
Allahu a’lam. Semoga Allah Ta’ala selalu memberi petunjuk
kepada kita semua untuk senantiasa berlaku jujur demi mendapatkan kemashalahat
diri dan masyarakat pada umumnya.
Allahu A'lam (001)
Allahu A'lam (001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar