Senin, 03 November 2025

SANGAT DIANJURKAN BERJALAN KAKI KE MASJID UNTUK SHALAT

 

SANGAT DIANJURKAN BERJALAN KAKI KE MASJID UNTUK SHALAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa berwudhu di rumah dan berjalan kaki ke masjid yang memungkinkaan dicapai dengan berjalan kaki, memiliki nilai dan manfaat yang  banyak dan sangatlah baik untuk kita amalkan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan perkara ini dalam beberapa sabda beliau, diantaranya :

Pertama : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

“Jika salah seorang dari berwudhu, dia berwudhu dengan baik dan benar. Kemudian dia keluar menuju masjid maka dia tidak mengangkat kaki kanannya (untuk melangkah) kecuali Allah Ta’ala menuliskan satu kebaikan untuknya dan dia tidak menurunkan kaki kirinya kecuali Allah menghapus satu dosa darinya”. (H.R Abu Daud). 

Selain itu, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan pula tambahan keutamaan berjalan kaki ke masjid untuk menunaikan shalat.   

Pertama : Beliau bersabda,

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ

Sesungguhnya pahala orang yang terbesar dalam hal shalat adalah mereka yang paling jauh jarak jalan kakinya kemudian yang berikutnya. (H.R Imam Muslim). 

Kedua : Beliau bersabda,

وَكُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ

Setiap langkah berjalan (ke masjid) untuk menunaikan shalat adalah sedekah. (H.R Imam Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Setiap langkah kaki menuju shalat adalah sedekah baik jarak yang jauh maupun dekat. (Syarh Arba’in an Nawawiyah).

Selain itu ketahuilah bahwa BERJALAN KAKI KE MASJID UNTUK SHALAT SHUBUH DAN SHALAT MEMILIKI KEUTAMAAN TERSENDIRI yaitu mendapat kabar gembira dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :

عن بُريدَة – رضي الله عنه – ، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ 

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan menuju masjid masjid, bahwa ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat. (H.R. Abu Daud, at Tirmidzi. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini Shahih).

 

Wallahu A'lam. (3.619)

 

SUNGGUH PINTU RIZKI SANGATLAH BANYAK

 

SUNGGUH PINTU RIZKI SANGATLAH BANYAK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Ta'ala menciptakan makhluk dan menjamin rizki semua makhluk-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya. (Q.S Huud 6). 

Nah, ketika Allah Ta’ala telah menjamin rizki maka keliru cara berfikir kita jika masih gelisah memikirkan rizki. Tetapi untk mendapatkannya maka kewajiban kita berusaha lalu bertawakal atau berserah diri kepada Allah Ta'ala.

Ketahuilah bahwa sungguh sangat banyak jalan atau pintu rizki bahkan kalau tertutup satu pintu bisa jadi terbuka pintu rizki yang lain dan begitulah kenyataan pada umumnya.

Syaikh as Sa'di berkata : Allah Ta'ala menjadikan rizki memiliki pintu pintu dan sebab sebab yang beragam. Maka ketika salah satu pintu tertutup bagi seorang hamba, janganlah ia bersedih karena Allah akan membukakan baginya pintu lain yang bisa kebih kuat dan lebih baik. Atau setidaknya sebanding atau di bawahnya. (Tafsir as Sa'di).

Imam Ibnul Qayyim, mengingatkan kita agar merenungkan bagaimana rizki yang diberikan Allah Ta’ala  berpindah dari sesuatu yang baik kepada yang lebih baik.  Cobalah renungkan, kata beliau :

(1) Pada waktu seorang hamba masih berada dalam kandungan ibunya, diberi rizki oleh Allah melalui SATU JALAN saja yaitu melalui tali pusarnya.

(2) Setelah lahir ke dunia maka rizki melalui satu jalan tadi yaitu tali pusar ini dipotong. Dengan demikian putuslah pula rizkinya melalui tali pusar.  Tapi dengan kasih sayang-Nya pula, rizki yang satu jalan ini diganti oleh Allah dengan rizki dari DUA JALAN  yaitu dua saluran asi dari ibunya,  yaitu minuman yang segar  dan lezat. Ini adalah rizki atau makanan terbaik bagi si bayi.

(3) Selanjutnya, apabila seorang bayi telah  berakhir masa penyusuannya, maka sudah tertutup baginya rizki dari dua jalan saluran  asi ini.  Tetapi Allah Ta’ala telah mempersiapkan rizkinya melalui EMPAT JALAN. Dua jalan berupa minuman yaitu air segar dan susu dan dua jalan berupa makanan yaitu  dari tumbuh-tumbuhan  dan hewan. 

(4) Kemudian, setelah pintu rizki yang empat macam ini ditutup tersebab datangnya ajal, AllahTa’ala bukakan  lagi kenikmatan baru dan jauh lebih hebat dari rizki dan kenikmatan yang lalu yaitu DELAPAN PINTU SURGA. Dan orang yang beriman dan bertakwa boleh memilih dari pintu mana saja dia mau masuk. (Lihat Kitab Fawaidul Fawaid).

Jadi ketika ditutup satu pintu dibuka dua pintu. Ditutup dua pintu dibuka empat pintu. Kemudian ditutup empat pintu dibuka delapan pintu yang sangat didambakan oleh setiap hamba Allah yaitu pintu surga yang delapan.

Sungguh, yang perlu kita pikirkan  dengan sungguh sungguh adalah NASIB KITA DI AKHIRAT KELAK, apakah akan menjadi orang beruntung atau orang yang merugi. Tidak ada yang menjamin keselamatan kita di akhirat kelak kecuali bekal yang kita bawa  yaitu IMAN DAN AMAL SHALIH. 

Wallahu A'lam. (3.618)

 

 

 

           

Minggu, 02 November 2025

MESKIPUN SEDIKIT JANGAN DIANGGAP REMEH

 

MESKIPUN SEDIKIT JANGAN DIANGGAP REMEH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagian orang merasa bahwa sesuatu yang sedikit tidak perlu diambil perhatian. Seolah olah sesuatu yang sedikit dianggap enteng atau remeh saja.

Ketahuilah bahwa dalam banyak hal sesuatu yang SEDIKIT TIDAK BOLEH DIANGGAP REMEH ATAU ENTENG SAJA karena bisa mendatangkan manfaat dan pahala yang besar. Perhatikanlah beberapa keadaan berikut ini :

Pertama : Dalam hal belajar ilmu.

Teruslah belajar ilmu meskipun sedikit pahammu tentang ilmu yang dipelajari. Sungguh jika ilmu yang dipelajari hanya sedikit yang dapat dipahami tetapi sungguh bermanfaat jika yang sedikit itu diamalkan.

Asy Syaikh Shalih al Fauzan  berkata : Janganlah engkau merasa bosan didalam menuntut ilmu, menuntut ilmulah meskipun pemahamanmu terhadap ilmu itu sedikit. Sesungguhnya sedikit ilmu namun disertai dengan amal shalih maka didalamnya ada keberkahan dan ada kebaikan serta keberlanjutan.

Tidak diragukan lagi bahwa menuntut ilmu merupakan kebaikan dan juga merupakan ibadah kepada Allah Ta'ala. Dan menuntut ilmu lebih utama dari shalat sunnah. Al Ijabat al Muhimmah).

Kedua : Dalam hal beribadah.

(1) Ketahuilah bahwa ibadah sebesar zarrah pun akan diperoleh balasannya.  Sungguh, Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).

Syaikh as Sa'di berkata : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

Ini bersifat umum untuk seluruh kebaikan dan keburukan, karena bila manusia bisa melihat amalan seberat biji dzarrah yang merupakan sesuatu yang terkecil dan diberi balasannya, maka yang lebih besar tentu bisa dilihat. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

(2) Amal sedikit tetapi istiqamah atau kontinyu dilakukan mendatangkan  cinta Allah. Satu hadits  diriwayatkan dari Aisyah bahwa  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit. (Muttafaqun 'alaihi).

Dan dalam perkara ini, Imam an Nawawi mengatakan : Bahwa amalan yang sedikit namun rutin dilakukan itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma dilakukan sesekali saja.

Ingatlah, kata beliau : Bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah Ta'ala, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Khaliq Subhanahu wa Ta'ala.

Amalan sedikit yang rutin dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang banyak namun sesekali saja dilakukan.  (Syarh Shahih Muslim).

(3) Sedikit dalam berdakwah. Ketahuilah bahwa berdakwah hakikatnya adalah kewajiban setiap orang beriman sesuai kemampuan dan kesempatan. Dalam hal ini Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan kita berdakwahlah dan sampaikanlah walaupun satu ayat yaitu sebagaimana sabda beliau :

بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat. (H.R Imam Bukhari)

Dari zhahir hadits ini kita bisa mengambil pemahaman bahwa meskipun SEDIKIT YAITU CUMA SATU AYAT SAMPAIKANLAH, DAKWAHKANLAH.

(4) Bersyukur  nikmat yang sedikit. Sungguh, salah satu kewajiban hamba hamba Allah adalah tetap bersyukur meskipun MENDAPAT NIKMAT SEDIKIT. Ingatlah pesan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau yaitu  dari An Nu’man bin Basyir :

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

 

Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak (H.R Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

 

Wallahu A'lam. (3.617).

  

 

 

 

Selasa, 28 Oktober 2025

HAMBA HAMBA ALLAH BERWUDHU DENGAN SEMPURNA

 

HAMBA HAMBA ALLAH BERWUDHU DENGAN SEMPURNA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan tentang kewajiban menyempurnakan wudhu serta ancaman dan bahayanya. Beliau bersabda : 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Celakalah tumit yang tidak terbasuh air wudhu’ dengan api neraka. (H.R Imam  Bukhari dan Imam Muslim).

Dalam satu hadits disebutkan pula tentang seseorang yang wudhunya kurang sempurna  lalu Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menyuruhnya untuk mengulang wudhu' : 

عَنْ جَابِرٍ أَخْبَرَنِى عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ ». فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى

Dari Jabir, Umar bin Khhathtab mengabarkan bahwa ada seseorang yang berwudhu’ lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya dan berkata : Ulangilah, perbaguslah wudhu’-mu. Lantas ia pun mengulangi dan kemudian dia shalat. (H.R Imam Muslim).

Dalam satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan tentang  keutamaan ketika seseorang berjalan ke masjid untuk shalat. Dalam hal ini Rasulullah  MENGINGATKAN SATU SYARAT YANG PENTING yaitu MENYEMPURNAKAN WUDHU’. Beliau bersabda : 

مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلَّاهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ

Barangsiapa yang berwudhu’ untuk shalat, kemudian MENYEMPURNAKAN WUDHU’NYA  kemudian berjalan menuju shalat wajib, shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau di masjid, Allah ampuni dosanya.  (H.R Imam Muslim dari Usman bin Affan).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

 صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ

Shalat seorang laki-laki berjamaah (di masjid) lebih utama dibandingkan shalatnya di rumahnya atau di pasarnya 25 kali lipat. Yang demikian karena ketika DIA BERWUDHU’ DAN MENYEMPURNAKAN WUDHU’NYA kemudian keluar menuju masjid tidak menginginkan kecuali shalat, tidaklah ia melangkahkan satu langkah kecuali ditinggikan satu derajat dan dihapus satu kesalahan.

Jika ia shalat Malaikat senantiasa mendoakannya selama ia berada di tempat shalatnya : Ya Allah bershalawatlah kepadanya, Ya Allah rahmatilah dia. Senantiasa seseorang berada dalam keadaan shalat selama ia menunggu shalat. (H.R Imam Bukhari).

Syaikh Shalih al Fauzan berkata : Bahwa  yang dimaksud dengan MENYEMPURNAKAN WUDHU’ itu bukan dengan banyaknya mencurahkan air, akan tetapi maksudnya adalah mengalirkan air hingga mengenai seluruh bagian dari anggota wudhu’. Sedangkan banyaknya mencurahkan air adalah berlebih-lebihan yang sangat dilarang. Bahkan terkadang terjadi pengucuran air yang banyak, namun tidak tercapai kesucian yang diwajibkan. (Mulakhas Fiqhiyah)

Oleh karena itu orang orang beriman haruslah sungguh sungguh  berusaha menyempurnakan wudhu’nya sebagai syarat melaksanakan shalat.

Wallahu A’lam. (3.616).

 

MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERUNTUNG

 

MENJADI HAMBA ALLAH YANG BERUNTUNG

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Semua hamba hamba Allah   sangat mendambakan keberuntungan dalam hidupnya. Bahkan ingin beruntung di dunia dan di akhirat. Lalu apa sebenarnya makna orang yang beruntung. Ketahuilah bahwa hakikat orang yang beruntung di akhirat menurut syariat adalah tiada lain yaitu BISA MASUK KE SURGA.  Allah Ta’ala menjelaskan sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya  : 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan DIMASUKKAN KE DALAM SURGA, MAKA SUNGGUH IA TELAH BERUNTUNG. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan (Q.S Ali Imran 185).

Selan itu ketahuilah bahwa MODAL PALING UTAMA untuk mendapat keberuntungan YAITU DIMASUKKAN KE SURGA  ADALAH IMAN DAN AMAL SHALIH. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh, orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai, itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11)

Syaikh as Sa’di berkata : Sesungguhnya iman  menjadi syarat sahnya amal shalih. Bahkan tak bisa disebut amal shalih kecuali disertai dengan iman. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili berkata : Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan hari akhir. Kemudian mereka mengerjakan amal kebaikan yang Allah perintahkan. Pada hari kiamat, mereka akan diberi balasan surga yang di bawahnya dialiri sungai-sungai dan ada kebun-kebun. Itulah keberuntungan yang agung yang tidak diperuntukkan untuk orang-orang selain mereka. (Kitab Tafsir al Wajiz).

Selain itu ketahuilah bahwa  dengan IMAN DAN AMAL SHALIH maka Allah Ta'ala akan memberikan kehidupan yang baik (beruntung di dunia dan akhirat), yaitu sebagaimana firma-Nya:


مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang beramal saleh, laki laki atau perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahal 97).

Imam Ibnu Katsir berkata : Inilah janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti al Qur an dan as Sunnah, baik laki laki maupun wanita yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Amal yang diperintahkan itu telah disyariatkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia  dan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah dikerjakannya. (Tafsir Ibnu Katsir

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah dengan sungguh sungguh menjaga dua hal ini yakni IMAN DAN AMAL SHALIH.

Wallahu A'lam. (3.615). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Senin, 27 Oktober 2025

HAMBA ALLAH BERUSAHA MEMBACA AL QUR AN SETIAP HARI

 

HAMBA ALLAH BERUSAHA MEMBACA AL QUR AN SETIAP HARI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah berusahalah membaca al Qur an setiap hari. Jangan ada hari yang hampa atau kosong tanpa bacaan al Qur an. Jadikan kegiatan membaca al Qur an sebagai kebutuhan diri.

Ibarat kebutuhan makan dan minum setiap hari. Ketika seseorang tidak makan dan minum seharian maka tubuh akan terasa lemah sehingga sulit untuk melakukan kegiatan fisik.

Nah, ketika seseorang tidak mengisi hari harinya dengan membaca dan mempelajari al Qur an maka HATINYA TIDAK MENJADI TENANG. Allah Ta'ala berfirman :


الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).

Ketahuilah bahwa orang orang yang berilmu menjelaskan bahwa  BERDZIKIR ATAU MENGINGAT ALLAH dengan membaca al Qur an termasuk dzikir yang paling baik dan sangat dianjurkan.

Selain itu ketahuilah bahwa sungguh al Qur an itu adalah penawar atau obat sebagaimana dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari al Qur an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat BAGI ORANG YANG BERIMAN, sedangkan bagi orang yang zhalim (al Qur an itu) hanya akan menambah kerugian. (Q.S al Isra’ 82).

Imam Ibnu Katsir  berkata : Allah Ta'ala meberi tahukan tentang al Qur an yang tidak datang kepadanya kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya. Al Qur an merupakan obat penyembuh dan rahmat bagi orang orang yang beriman yakni dapat MENGHILANGKAN BERBAGAI PENYAKIT DI DALAM HATI seperti keraguan, kemunafikan, kemusyrikan dan penyimpangan. Sekali gus SEBAGAI RAHMAT yang membawa dan mengantarkan kepada keimanan, hikmah dan melahirkan keinginan untuk mencari kebaikan. (Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh Muhammad Amin asy Synqith  berkata : Penawar atau obat bagi penyakit hati atau jiwa seperti keraguan, kemunafikan dan perkara lainnya. Bisa pula menjadi obat jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. (Tafsir Adhwaul Bayan).

Tentang surat al Isra’ 82 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Al Qur an itu mengandung PENYEMBUH DAN RAHMAT. Akan tetapi itu BUKAN UNTUK SETIAP ORANG. Itu hanya DIPERUNTUKKAN BAGI ORANG ORANG YANG BERIMAN dan membenarkan ayat ayat-Nya lagi mengetahuinya. Adapun orang orang yang zhalim yang tidak membenarkan atau tidak mau mengamalkannya maka ayat al Qur an tidak menambah kepadanya kecuali kerugian belaka.

PENYEMBUHAN yang dimaksud adalah bersifat umum untuk menyembuhkan PENYAKIT HATI dari syubhat dan kebodohan, pemikiran rusak dan penyimpangan yang buruk serta niat yang buruk. (Selain itu) juga untuk MENYEMBUHKAN TUBUH DARI RASA SAKIT DAN GANGGUANNYA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah haruslah berusaha membaca al Qur an SETIAP HARI SESUAI KEMAMPUAN. Kalau bisa bacalah beberapa jus satu hari. Kalau tidak bisa bacalah setengah jus. Jika tidak bisa juga bacalah lima halaman. Jika tidak bisa juga bacalah satu halaman satu hari.

Kalau TIDAK BISA JUGA maka tangisilah diri sendiri. Mungkin ada dosa  yang telah melalaikan dirimu sehingga tidak mampu membaca al Qur an. Bersegeralah memohon ampun dan bertaubat.

Ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   mengingatkan tentang amalan yang  dilakukan secara kontinyu, terus menerus akan MENDATANGKAN KECINTAAN ALLAH TA’ALA. Dari Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu (terus  menerus dilakukan) walaupun itu sedikit. (H.R Imam Muslim).

 

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu hadits tentang orang yang mendapat CINTA ALLAH tersebab membaca al Qur an. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Beliau menjawab :  Al hal wal murtahal.

Orang ini bertanya lagi : Apa itu al hal wal murtahal, wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Yaitu (orang) yang membaca al Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali khatam ia mengulanginya lagi dari awal. (H.R at  Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.614)

   

Sabtu, 25 Oktober 2025

JALAN UTAMA MENUJU KEPADA KEMULIAAN DIRI

 

JALAN UTAMA MENUJU KEPADA KEMULIAAN DIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang hakikatnya SANGAT MENGINGINKAN  kemuliaan bagi dirinya. Lalu ada diantaranya berusaha keras untuk  memperoleh kemuliaan itu dengan   mengumpulkan harta sampai berlimpah, ada pula yang berusaha keras untuk mendapatkan pangkat dan jabatan tinggi. Ada pula yang berusaha keras mendapatkan ilmu dunia sebanyak banyaknya.

Tetapi ketahuilah bahwa dengan begitu kemuliaan bisa  diperoleh dan bisa juga tidak. Kalaupun diperoleh  sifatnya sangat sementara bahkan fatamorgana. Ketahuilah bahwa kemuliaan yang sebenar benarnya yang perlu dan paling utama untuk dicari oleh setiap hamba adalah menjadi  mulia di sisi Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Selain itu ketahuilah bahwa bagi orang orang beriman  ada banyak jalan menuju kemuliaan bagi dirinya, diantaranya dengan :

Pertama : Senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkan al Qur an.      

Sungguh orang yang menjunjung tinggi al Qur an yaitu dengan senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkannya  akan diangkat derajatnya yaitu  mendapat kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : 

لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat SEBAB SEBAB KEMULIAAN bagimu, Maka apakah kamu tidak memahaminya. (Q.S al Anbiya’ 10). 

Syaikh as Sa’di berkata : “Yang didalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan bagimu”. Yaitu kemuliaan, prestise dan ketinggian martabat kalian. Jika kalian mengingat ingat kabar kabar otentik yang ada didalammnya, kemudian kalian meyakini dan mentaati kandungan perintah perintahnya dan kalian menjauhi larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan meningkat dan kedudukan kalian akan menjadi agung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kedua : Senantiasa mendirikan shalat malam.

Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan  tentang ADANYA KEMULIAAN  pada diri  orang orang yang senantiasa mendirikan shalat malam, sebagaimana disebutkan Malaikat Jibril  :  

عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata : Jibril datang kepada Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam  lalu berkata : Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.

Kemudian dia berkata : Wahai Muhammad !, KEMULIAAN SEORANG MUKMIN ADALAH BERDIRINYA DIA PADA MALAM HARI (untuk shalat lail), dan keperkasaannya adalah ketidak butuhannya terhadap manusia. (H.R ath Thabarani dalam al-Mu’jam al Ausath, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al hadits ash Shahihah).

Ketiga : Senantiasa memaafkan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.613)