BERWUDHU DAN SHALAT KEWAJIBAN TETAPI JUGA PENGHAPUS DOSA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika seorang hamba tergelincir dan jatuh kepada perbuatan dosa maka yang segera harus dilakukan adalah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala. Jangan ditunda tunda karena taubat dan permohonan ampun yang ditunda tunda SANGAT BERBAHAYA, yaitu : (1) Khawatir akan meneruskan perbuatan dosa tersebut dan bisa jadi pula melakukan dosa yang lain. (2) Khawatir kalau Allah mewafatkan kita sebelum sempat bertaubat.
Saudaraku, selain bertaubat dan memohon ampun, ketahuilah bahwa Allah Ta’ala memberi kesempatan kepada hamba hamba-Nya untuk dihapus dosanya melalui amal amal ibadah yang dilakukannya. Namun demikian bertaubat dan memohon ampun tetap harus dikedepankan. Sungguh sangatlah banyak amal ibadah yang bisa menghapus dosa seorang hamba, diantaranya adalah :
Pertama : Berwudhu dengan sempurna.
Ketahuilah bahwa berwudhu’ bukanlah sekedar mensucikan diri dari hadats ketika akan melaksanakan shalat. Bukan hanya syarat sahnya shalat. Ternyata wudhu’ dapat menghapus berbagai kesalahan.
عنْ أبي هريرة أنَّ رسولَ اللَّه ﷺ قَالَ: إذَا تَوضَّأَ الْعبْدُ الْمُسْلِم، أَو الْمُؤْمِنُ فغَسلَ وجْههُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خطِيئةٍ نظر إِلَيْهَا بعينهِ مَعَ الْماءِ، أوْ مَعَ آخِر قَطْرِ الْماءِ، فَإِذَا غَسَل يديهِ خَرج مِنْ يديْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ كانَ بطشتْهَا يداهُ مَعَ الْمَاءِ أَو مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْماءِ، فَإِذَا غسلَ رِجليْهِ خَرجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مشَتْها رِجْلاُه مَعَ الْماءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يخْرُج نقِياً مِنَ الذُّنُوبِ .
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam beliau bersabda : Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu’ : Lalu ia membasuh wajahnya, niscaya keluarlah dari wajahnya setiap kesalahan dari pandangannya dengan kedua belah matanya bersama air atau bersama tetes terakhir dari air tersebut.
Apabila ia membasuh kedua tangannya, niscaya keluarlah semua kesalahan yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersama air atau bersama tetes air terakhir.
Apabila ia membasuh kedua kakinya, niscaya akan keluarlah setiap kesalahan yang dijalani oleh kedua kakinya bersama air atau bersama tetes air yang terakhir.
Sehingga ia keluar dalam kondisi bersih dari segala dosa. (H.R Imam Muslim).
Kedua : Shalat fardhu lima waktu.
Sungguh shalat lima waktu sehari semalam adalah kewajiban utama bahkan paling utama bagi orang orang beriman. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadatain. Shalat adalah jalan yang paling penting untuk mengingat Allah Ta’ala, yaitu sebagaimana firman-Nya :
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ
أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ
Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Rabb selain Aku. Maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shaat untuk mengingat-Ku. (Q.S Thaha 14).
Ketahuilah bahwa setiap seorang muslim selesai mengerjakan shalat fardhu lima waktu berarti ia baru saja membersihkan dirinya dari tumpukan dosa yang sadar tidak sadar telah dikerjakannya antara shalat yang baru ia kerjakan dengan shalat yang ia ia kerjakan sebelumnya. Perkara ini dijelaskan dalam satu hadits :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ’alaih wa sallam bersabda : Shalat lima waktu dan (shalat) Jum at ke (shalat) Jum at serta dari Ramadhan ke Ramadhan semua itu menjadi penghapus (dosanya) antara keduanya selama ia tidak melakukan dosa besar. (H.R Imam Muslim)
Dalam satu hadits yang lain disebutkan pula bahwa bila seorang muslim khusyu’ dalam shalatnya, maka ia akan diampuni segenap dosanya di masa lalu.
مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
Tidak seorangpun yang bilamana tiba waktu shalat fardhu lalu ia membaguskan wudhunya, khusyu’nya, rukuknya, melainkan shalatnya menjadi penebus dosa-dosanya yang telah lampau, selagi ia tidak mengerjakan dosa yang besar. Dan yang demikian itu berlaku untuk seterusnya. (H.R Imam Muslim)
Selanjutnya, satu hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا
Apa pendapat kalian, andaikan di depan rumah kalian ada sungai mengalir dan kalian mandi di sana lima kali sehari, adakah kotoran yang masih melekat di badan kalian ?. Para sahabat menjawab : Tidak akan tersisa sedikit pun kotoran. Beliau bersabda : Demikianlah salat lima waktu, Allah jadikan sebagai pembersih dosa. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.441)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar