Senin, 31 Maret 2025

MENGAMBIL IBRAH ATAU PELAJARAN DARI ABU HURAIRAH

 

MENGAMBIL IBRAH ATAU PELAJARAN DARI ABU HURAIRAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam Islam kata ibrah (إِبْرَاه) berarti pelajaran atau hikmah yang bisa diambil dari suatu peristiwa atau fenomena, baik yang bersifat lahiriah maupun bathiniah, untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran spiritual. 

Ketahuilah bahwa sangat banyak ibrah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup atau kehidupan para sahabat Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Dan kali ini mari kita lihat sekilas tentang kehidupan salah seorang  sahabat yaitu Abu Hurairah.

Abu Hurairah yang memiliki nama asli Abdurrahman as Sakhr ad Dausi al Yamani adalah sahabat yang selalu bersama Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Sebenarnya Abu Hurairah termasuk sahabat yang agak belakangan masuk Islam yaitu pada umur 40 tahun, di tahun ke 7 H.

Sungguh, ada banyak keutamaan Abu Hurairah yang bisa kita ambil sebagai ibrah atau pelajaran, diantaranya adalah :

Pertama : Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.

Dalam Kitab Ensiklopedi Islam dsebutkan tentang lima sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits adalah :  (1) Abu Hurairah, 5.374 hadits. (2) Abdullah bin Umar, 2.630 hadits. (3) Anas bin Malik, 2.266 hadits. (4) Aisyah, 2.210 hadits. (5) Abdulllah bin Abbas, 1.660 hadits.

Ketahuiah bahwa diantara keistimewaan Abu Hurairah adalah dia menghafal hadits dan tidak mencatatnya, karena hafalannya sangat kuat. Penyebab banyaknya Abu Hurairah meriwayatkan dan kuat hafalannya  adalah karena beliau pernah didoakan Rasulullah Salallahu ‘alaihhi Wasallam agar dikuatkan daya ingatnya. Dalam satu hadits disebutkan sebagai berikut : 

 عن أبي هريرة قال قلت يا رسول الله إني أسمع منك حديثا كثيرا أنساه قال ابسط رداءك فبسطته قال فغرف بيديه ثم قال ضمه فضممته فما نسيت شيئا بعده حدثنا إبراهيم بن المنذر قال حدثنا ابن أبي فديكبهذا أو قال غرف بيده فيه

Dari Abu Hurairah, aku berkata, wahai Rasulullah, aku telah mendengar dari engkau banyak hadits namun (terkadang) aku lupa. Beliau lalu bersabda : Hamparkanlah selendangmu. Maka aku menghamparkannya, beliau lalu seolah menciduk sesuatu dengan tangannya, lalu bersabda : Ambillah (selendangmu).

Aku pun mengambilnya, maka sejak itu aku tidak pernah lupa lagi. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al-Mundzir berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik dengan redaksi seperti ini, atau dia berkata, Menuangkan ke dalam tangannya. (H.R Imam Bukhari).

Kedua : Rumah Abu Hurairah tidak pernah kosong dari shalat lail.

Dalam hal ibadah, rumah beliau tidak pernah kosong dari shalat malam. Perhatikanlah kisah bagaimana Abu Hurairah yang menjaga shalat malam  di rumahnya.

Dari Abu Utsman an Nahdi, dia berkata : Aku pernah bertamu pada Abu Hurairah beberapa hari. Aku lihat Abu Hurairah, istrinya dan pembantunya senantiasa membagi malam menjadi tiga untuk shalat lail. Apabila yang satu telah shalat lalu membangunkan yang lain. (Kitab Hiyatul Auliyaa).

Ketiga : Abu Hurairah sangat teguh memegang nasehat Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam.

Sungguh beliau betul betul  sangat teguh memegang wasiat Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa pada suatu hari Rasulullah Salallahu Salallahu ‘alaihi Wasallam berwasiat   tentang tiga hal kepada Abu Hurairah. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah, dia  berkata : Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam) untuk melakukan tiga hal yang TAK AKAN AKU TINGGALKAN  hingga meninggal dunia, yaitu : puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.  (H.R Imam Bukhari).

Keempat : Abu Hurairah menangis menjelang wafat.

Ketahuilah bahwa Abu Hurairah menjelang wafatnya  menangis. Lalu ditanya kenapa beliau menangis. Lalu beliau menjawab :  Perjalanan menuju akhirat itu sangatlah panjang dan berat, tetapi perbekalanku hanya sedikit. Jadi beliau takut kalau bekalnya tidak cukup. Bukankah jika seseorang akan melakukan perjalanan yang panjang dan berat memerlukan bekal yang banyak.

Ketahuilah bahwa rute perjalanan yang akan kita tempuh menuju negeri akhirat adalah  sama seperti yang akan dilalui Abu Hurairah, dan sebagaimana manusia umumnya, yaitu dimulai dengan sakaratul maut, kematian, alam kubur dan fitnahnya, padang Mahsyar yang berat, timbangan amal, melalui shiraat dan seterusnya sebelum sampai di  surga atau neraka. (Lihat Kitab Rihlah ilad Darus Akhirah, Syaikh Mahmud al Mishri).

Wallahu A'lam. (3.528)

   

 

 

 

 

Sabtu, 29 Maret 2025

DIANTARA TANDA ATAU SIFAT ORANG BERIMAN

 

DIANTARA TANDA ATAU SIFAT ORANG BERIMAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Ta'ala memberi kabar gembira kepada orang orang beriman yang melakukan amal shalih baginya disediakan surga. Perkara ini dijelaskan Allah Ta'ala antara lain dalam firman-Nya :

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ 

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman  dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S al Baqarah 25).

Jadi kunci paling utama untuk mendapat surga adalah BERIMAN dan dilengkapi dengan amal shalih yang disyariatkan. Selanjutnya, ketahuilah bahwa sangat banyak tanda atau sifat orang beriman dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya, diantaranya adalah pada surat al Anfal ayat 2-4 :

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُہُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡہِمۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ زَادَتۡہُمۡ إِيمَـٰنً۬ا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ) ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ

أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقًّ۬ا‌ۚ لَّهُمۡ دَرَجَـٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka [karenanya] dan kepada Rabb-lah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat tinggi di sisi  Rabb-nya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. (Q.S al Anfal 2-4). 

Dalam  ayat ini Allah Ta'ala menyebutkan  lima tanda atau sifat orang beriman yaitu :

Pertama : Jika disebut nama Allah gemetar hatinya. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka.”

Hanya orang yang berimanlah, yang jika disebutkan nama Allah, gemetar atau bergetar hatinya. Ada rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya justru adalah sebagai bentuk mengagungkan Allah Ta'ala. Maka, jika ia merasa ingin untuk melakukan perbuatan dosa atau maksiat, ia pun segera ingat kepada Allah Ta'ala sehingga takut melaksanakannya.

Kedua : Bertambah imannya jika dibacakan ayat Al-Quran. “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya).

Hal ini menjadi bukti yang menunjukkan keimanan seseorang  ketika al Qur an dibaca, baik oleh dirinya ataupun orang lain. Sungguh iman itu turun naik dan diantara jalan untuk meningkatkan atau memperkokoh iman seorang hamba adalah dengan membaca atau mendengarkan bacaan al Qur an dari orang lain.

Ketiga : Bertawakkal hanya kepada Allah. “Dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakkal.

Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah Ta'ala , bukan kepada selain Allah, karena sungguh hanya Allah tempat bergantung semua makhluk. Sungguh, orang orang beriman sangat yakin seyakin yakinnya bahwa jika Allah berkehendak pasti terjadi.

Keempat : Mendirikan shalat. “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat.”

Mendirikan shalat adalah bukti keimanan seseorang. Dan juga karena memang shalat adalah perintah paling utama termasuk rukun kedua setelah syahadat.

Dan sungguh shalat adalah tiang agama sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : 

الصَّلاةُ عِمادُ الدِّينِ ، مَنْ أقَامَها فَقدْ أقَامَ الدِّينَ ، وَمنْ هَدمَها فَقَد هَدَمَ الدِّينَ

Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya. (H.R al Baihaqi).

Kelima : Senang berinfaq di jalan Allah. “Dan mereka yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka.”

Bahkan Allah Ta'ala mengingatkan tentang salah satu tanda orang bertakwa adalah berinfak dalam keadaan sempit dan lapang. Allah Ta'ala berfirman :

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(Orang yang bertakwa adalah) orang yang menafkahkan hartanya dalam  KEADAAN LAPANG ATAU DALAM KEADAAN SEMPIT, menahan amarahnya dan suka memaafkan kesalahan manusia. Dan Allah menyukai orang orang yang berbuat baik. (Q.S Ali Imran 134).

Itulah  lima tanda atau sifat orang beriman yang disebutkan dalam surat al Anfal. Bahkan Allah Ta'ala menegaskan bahwa orang yang memiliki tanda atau sifat demikian termasuk orang beriman yang sebenar benarnya yaitu sebagaimana firman-Nya : 

أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا

Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. (Q.S al Anfal 4).

Wallahu A'lam. (3.527)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 28 Maret 2025

DATANGNYA LAILATUL QADR DIRAHASIAKAN AGAR KITA BISA LEBIH BANYAK BERIBADAH.

 

DATANGNYA LAILATUL QADR DIRAHASIAKAN AGAR KITA BISA LEBIH BANYAK BERIBADAH.

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, sangat banyak saudara saudara kita ingin mencari dan mendapatkan lailatul qadr setiap bulan Ramadhan. Ketahuilah bahwa lailatul qadar itu waktunya  dirahasiakan oleh Allah Ta'ala. Kenapa dirahasiakan ?. Yakinlah bahwa SANGAT BANYAK KEUTAMAAN DAN KEBAIKAN PADANYA.  

Tetapi dengan petunjuk dari Allah Ta'ala, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam ada memberikan pedoman atau perkiraan turunnya lailatul qadar, sebagaimana sabda beliau yaitu berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda :

تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ

Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa ada beberapa ulama menjelaskan tentang keutamaan dan hikmah dengan disembunyikan waktu datangnya lailatul qadr, diantaranya :

Pertama : Al-Hafizh Ibnu Hajar Ashqalani rahimahullah berkata : Karena, seandainya lailatul qadr itu ditentukan (kapan datangnya) pada malam tertentu, (niscaya manusia) akan mencukupkan diri untuk bersunguh-sungguh beribadah pada malam itu saja.

Dan akan terlewat ibadah pada malam malam  lainnya. Dan inilah makna dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Barangkali ini lebih baik bagi kalian. (yaitu jika lailatul qadr itu disembunyikan). Fathul Baari.

Kedua : Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-‘Utsaimin rahimahullah  berkata : Sungguh Allah telah menyembunyikan ilmu (tentang kapan datangnya lailatul qadr bagi para hamba sebagai rahmat bagi mereka, (yakni) agar mereka memperbanyak amal dalam rangka mencari (lailatul qadr) pada malam-malam (10 terakhir Ramadhan) itu dengan mengerjakan shalat, dzikir dan doa agar mereka semakin dekat kepada Allah dan bertambah pahalanya.

Dan juga, Allah Ta'ala menyembunyikan ilmunya agar menjadi jelas siapa saja yang bersungguh-sungguh dan semangat dalam mencarinya dari siapa yang malas serta menganggap remeh. Karena sesungguhnya siapa yang bersemangat untuk mendapatkan sesuatu, maka ia akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya dan terasa ringan baginya rasa lelah dalam mencarinya. (Majaalis Syahri Ramadhan).

Syaikh Utsaimin juga  berkata : Allah Ta’ala tidak mengabarkan kapan datangnya  lailatul qadr secara pasti adalah untuk  dua pelajaran yang agung :

(1) Untuk membedakan antara orang yang sungguh sunguh dengan orang yang malas dalam mencari malam tersebut.  Orang yang sungguh dalam mencarinya tidak merasa berat untuk beribadah pada sepuluh malam terakhir tersebut demi mendapatkan lailatul qadr. Adapun  orang yang malas akan merasa berat beribadah selama sepuluh hari hanya untuk mencari yang satu malam. 

(2) Pahala kaum muslimin semakin banyak disebabkan banyaknya ibadah mereka. Semakin banyak amalan yang mereka lakukan maka semakin banyak jugalah pahala yang mereka dapatkan. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma).

Wallahu A'lam. (3.526)

 

PERKATAAN DAN PERBUATAN BURUK MENGURANGI NILAI PUASA

 

PERKATAAN DAN PERBUATAN BURUK MENGURANGI NILAI PUASA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah selalu berusaha mengisi Ramadhan dengan amal amal shalih yang disyariatkan.  Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa Ramadhan adalah bulan ampunan, beliau bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaibi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau :

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa  melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah)

Maksud qiyam Ramadhan, secara khusus, menurut Imam Nawawi adalah shalat taraweh. Hadits ini memberitahukan, bahwa shalat taraweh itu bisa mendatangkan maghfirah dan bisa menggugurkan semua dosa.  Tetapi dengan syarat : (1)  Karena berlandaskan iman. (2)  Membenarkan pahala-pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala tersebut dari Allah Ta’ala. (3) Bukan karena riya’ atau sekedar (mengikuti) adat kebiasaan. (Fathul Bari).

Ada satu  perkara yang penting untuk diketahuilah  oleh  hamba hamba Allah yaitu berusaha DENGAN SUNGGUH  UNTUK MENJAUHI PERKARA YANG BISA MENGURANGI NILAI IBADAH  bulan Ramadhan terutama puasa.

Ketahuilah bahwa ada beberapa perkara yang  bisa mengurangi NILAI IBADAH PUASA RAMADHAN, diantaranya tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan buruk ketika berpuasa. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita sebagaimana sabda beliau :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ، فلَيْسَ الِلهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَ شَرَابَهُ

Barangsiapa  tidak meninggalkan PERKATAAN DUSTA, PERBUATAN DUSTA, PERBUATAN BODOH maka Allah tidak akan membutuhkannya yang meninggalkan makanannya dan minuman. (H.R Imam Bukhari dan Ibnu Majah).

Salah seorang   putra Ali bin Abi Thalib yaitu Ibnul Hanafiah memberi nasehat kepada orang  berpuasa : “Hendaklah PENDENGARANMU, PANDANGANMU, LIDAHMU DAN BADANMU JUGA PERPUASA (dari  hal yang dilarang).

Janganlah engkau jadikan hari yang engkau tidak berpuasa seperti hari yang engkau berpuasa. Dan janganlah engkau menyakiti pembantu”. (Fadhail Ramadhan, Ibnu Abid Dunya).

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah selalu menjaga amal shalihnya di bulan Ramadhan yaitu puasa wajib, shalat taraweh, membaca al Qur an, berdzikir, berinfak dan sedekah dan yang lainnya sesuai syariat.

Selain itu selalu berusaha menahan diri dari perkataan dan perbuatan buruk atau tercela karena bisa mengurangi nilai ibadah. Bahkan jika keburukannya melampaui batas bisa jadi menghapus   nilai puasa Ramadhan. Na'udzubillah min dzaalik.

Walllahu A'lam. (3.525).  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 27 Maret 2025

HAMBA ALLAH HANYA DIMINTA 10 HARI MENCARI LAILATUL QADAR

HAMBA ALLAH HANYA DIMINTA 10 HARI  MENCARI LAILATUL QADAR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Satu malam yang merupakan puncak keutamaan bagi hamba hamba Allah adalah karunia Allah Ta'ala berupa diturunkan-Nya LAILATUL QADR di bulan Ramadhan. Sungguh, Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (Q.S al Qadr 2-3).

Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa  Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan. Yaitu, amalan-amalan, puasa, dan ibadah yang dilakukan pada malam itu (bernilai) lebih baik daripada seribu bulan.

Syaikh as Sa'di berkata : Amal yang dilakukan pada malam itu lebih baik dari amal yang dikerjakan selama seribu bulan penuh. Inilah salah satu hal YANG MEMBUAT ORANG BERAKAL TERKESIMA DAN TERCENGANG karena Allah Ta’ala memberi karunia pada umat yang lemah ini berupa kekuatan dan daya DALAM SATU MALAM. 

Dimana amal yang dikerjakan pada malam itu nilainya sama BAHKAN LEBIH DARI AMALAN SERIBU BULAN. Sementara seseorang paling paling diberi usia panjang selama 80 tahun sekian. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Syaikh Shalih Fauzan berkata : Wahai segenap kaum muslimin, bersemangatlah di malam malam yang diberkahi ini (10 hari terakhir Ramadhan) untuk menjalankan ibadah SHALAT, DOA, ISTIGHFAR DAN BERBAGAI AMAL SHALIH. Karena ini merupakan kesempatan (terbaik) di dalam umur kita dan yang namanya kesempatan tidak selalu ada.

Sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta'ala telah mengabarkan bahwa lailathul qadr lebih baik dari seribu bulan. Apabila dikalkulasikan maka itu lebih dari 83 tahun dan itu merupakan masa tahun yang sangat panjang.

Seandainya seseorang menghabiskan waktu selama itu untuk ketaatan kepada Allah Ta'ala, maka satu hari ini saja akan lebih baik darinya. Sungguh ini merupakan keutamaan yang sangat besar. (Majalis Syahri Ramadhan).

Mungkin bagi sebagian orang terasa berat mendapatkan lailatul qadr yag sangat istimewa ini. Kenapa ?, karena untuk mendapatkannya harus berusaha keras untuk banyak beribadah, bahkan dianjurkan lebih banyak ibadah dari sebelumnya. Tetapi ketahuilah bahwa untuk mendapatkan lailatul qadr kita diminta berusaha HANYA DALAM 10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN, bukan setiap malam Ramadhan.  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasa;;am bersabda :  

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.

Dari Aisyah, bahwa Rasulullah Salalahu 'alaih Wasallam  bersabda : Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan (H.R Imam Bukhari).

Rasulullah Salallahu a'alaii Wasallam juga bersabda : 

 عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

Dari Aswad dari Aisyah  ia berkata bahwa Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain. (H.R Imam Muslim).

Bahwa ulama terdahulu sangatlah bersemangat menghidupkan 10 malam terakhir  bulan Ramadhan demi mendapatkan NILAI UTAMA DARI IBADAH DI MALAM LALATUL QADR yaitu seperti beribadah lebih baik  dari seribu bulan.

Sungguh apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim semestinya semakin mendorong semangat kita mencari lailatul qadr  hanya dalam sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Beliau berkata : JIKA SEANDAINYA LAILATUL QADR ITU HARUS DICARI SETIAP MALAM SEPANJANG TAHUN, maka niscaya aku akan MENGHIDUPKAN SELURUH MALAM DALAM SATU TAHUN sehingga aku BISA MENDAPATKANNYA.

Lalu bagaimana pendapatmu apabila lailatul qadr itu terjadi hanya pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. ?. (Bada'iul Fawaid).

Wallahu A'lam. (3.524).  

 

  

DAPATKAN MANFAAT YANG BANYAK DENGAN NIAT LURUS SAAT BERSAHUR

 

DAPATKAN MANFAAT YANG BANYAK DENGAN NIAT LURUS SAAT BERSAHUR

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Hakikatnya, bersahur atau makan sahur adalah terkait dengan ibadah puasa baik puasa fardhu maupun puasa sunnah. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita tentang beberapa perkara dalam bersahur. Diantaranya adalah :

Pertama : Ada berkah dalam sahur. Beliau bersabda  : 

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

Makan sahurlah, karena di dalam (makanan) sahur itu terdapat keberkahan. (Muttafaq ‘alaih).

Selain itu, diriwayatkan pula dari  Abu Sa’id al Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ

Makan sahur adalah berkah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air. (H.R Imam Ahmad, hadits Hasan).

Kedua : Pembeda puasa seorang muslim dan puasa ahlil kitab.

Islam mensyari’atkan sahur bagi umatnya yang akan berpuasa, meskipun tidak wajib. Ini untuk membedakan dengan puasa orang orang sebelumnya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

 فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكل السحور

Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahlil kitab adalah makan sahur. (H.R Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin memberi nasehat tentang menghadirkan niat (yang lurus) ketika bersahur agar mendapat kebaikan yang banyak dengan bersahur. Beliau berkata : Sepantasnya seseorang ketika dia sahur agar menghadirkan niatan (dalam hatinya) untuk :

(1) Menjalankan perintah  Allah dan Rasul-Nya. (2) Dalam rangka menyelisihi ahli kitab dan membenci apa yang mereka lakukan. (3) Mengharapkan berkah yang ada pada sahurnya. (4) Untuk membantu ketaatannya kepada Allah.

Dengan demikian makan sahurnya akan menjadi kebaikan, keberkahan dan ketaatan kepada Allah Ta'ala. (Syarah Riyadhus Shalihin).

Wallahu A'lam. (3.523).

 

BERAT SHALAT TARAWEH DAN MEMBACA AL QUR AN BULAN RAMADHAN ?.

 

BERAT SHALAT TARAWEH DAN MEMBACA AL QUR  AN BULAN RAMADHAN ?

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah ada banyak ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan. Dua diantaranya  yaitu (1) Shalat Taraweh. (2) Membaca al Qur an. Dua amal ibadah ini  sangat ditekankan untuk diamalkan di bulan Ramadhan.

(1) Shalat Taraweh. Shalat taraweh ini  hukumnya  tidak wajib tetapi sunnah mu'akadah. Shalat ini  dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi pada suatu malam  berada di dalam masjid, beliau shalat dan diikuti oleh para sahabat. Di hari berikutnya Nabi shalat seperti di hari pertama dan jamaah yang mengikutinya bertambah banyak.

Kemudian di hari ke tiga atau keempat sahabat berkumpul di masjid untuk menanti kedatangan Nabi untuk shalat jamaah tarawih bersama-sama, namun Nabi tidak kunjung hadir hingga subuh.

Beliau menjelaskan perihal ketidakhadirannya di masjid semalam, beliau bersabda  : Aku telah melihat apa yang kalian lakukan, tidaklah mencegahku untuk keluar shalat bersama kalian kecuali aku khawatir shalat ini difardlukan atas kalian. Perawi hadits menjelaskan bahwa yang demikian itu terjadi di bulan Ramadhan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Diantara keutamaan shalat taraweh adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

 مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

Barangsiapa yang mendirikan shalat Taraweh di dalam bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Kedua : Memperbanyak membaca al Qur 'an

Ketahuilah bahwa membaca al Qur an hakikatnya adalah sebaik baik dzikir. Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Muhsin al Badr berkata :  Sesungguhnya sebaik-baik yang diperhatikan oleh seorang hamba yaitu berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang merupakan kalamullah (firman Allah Tabaraka wa Ta’ala), yang merupakan sebaik-baik perkataan, sejujur-jujurnya perkataan dan perkataan yang paling bermanfaat yaitu wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan, yang tidak ada kebatilan didepannya maupun dibelakangnya.

Dan dia (al Qur an itu) adalah sebaik-baik kitab yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada sebaik-baik Rasul yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari seluruh makhlukNya yaitu Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. (Nasehat Syaikh di Radio Rodja' 30 Desember 2019)

Sungguh, pada setiap malam Ramadhan, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dan Malaikat Jibril ber-mudarasah al Qur an. Rasulullah membaca al Qur an dan disimak oleh Jiibril kemudian bergantian Jibril membaca dan Rasulullah yang menyimak. Rasulullah  Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Dari Ibnu Abbas, dia  berkata, Rasulullah  adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril  menemuin, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah orang yang paling lembut dari angin yang berembus. (H.R Imam Bukhari).

Sebagian saudara saudara kita terkadang merasa berat untuk melakukan dua ibadah sunnah yang sangat dianjurkan yaitu  SHALAT TARAWEH DAN MEMBACA AL QUR AN. Padahal sangat jelas dalilnya bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi  Wasallam MENGAMALKANNYA.

Ketahuilah bahwa ketika seseorang didatangi rasa malas atau futur dalam melakukan ibadah terutama di bulan Ramadhan maka cara yang sangat dianjurkan adalah MELAKUKAN EVALUASI  ATAU MUHASABAH TERHADAP KEADAAN HATINYA.

Sungguh, ketika hati seseorang berada dalam keadaan sakit maka memang ujung ujungnya adalah suka tergelincir untuk melakukan keburukan atau maksiat. Dan sungguh maksiat atau dosa adalah penghambat dalam melakukan kebaikan

Tak ada keraguan bahwa malas dalam beribadah adalah termasuk MUSIBAH BESAR.  Ketahuilah bahwa PERBUATAN DOSA DAN  MAKSIAT adalah  penghalang paling utama bagi seseorang untuk beribadah, Allah Ta'ala berfirman

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kesalahanmu) Q.S asy Syuura 30.

Oleh karena itu ketika seseorang didatangi rasa futur atau malas beribadah terutama di bulan Ramadhan maka segera lakukan muhasabah. Selanjutya perbanyak memohon ampun dan bertaubat dan KUATKAN HATI UNTUK BERIBADAH terutama sekali dengan mengingat keutamaan keutamaannya.

Wallahu A'lam. (3.522)