Rabu, 18 Juni 2025

BEBERAPA TANDA MANUSIA YANG KURANG BERSYUKUR

 

BEBERAPA TANDA MANUSIA YANG KURANG BERSYUKUR

Sungguh  bersyukur atas nikmat yang Allah anugerahkan adalah kewajiban setiap hamba.   Ingatlah bahwa  bencana dan adzab Allah akan mendatangi manusia yang tidak mau bersyukur. Allah Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya :

وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Tetapi jika kamu mengingkari (tidak mensyukuri nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat. (Q.S Ibrahim 7).

Ketahuilah bahwa sangat banyak tanda manusia yang tidak bersyukur, dua diantaranya adalah:

Pertama : Suka mengeluh jika didatangi ujian berupa  musibah.

Ujian berupa musibah pastilah akan mendatangi manusia.  Bahkan semuanya pasti terjadi pada hamba hamba yang dikehendaki-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah : Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah DITETAPKAN ALLAH bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakal orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Nah, ketika ujian datang maka kelihatanlah orang orang yang tidak bersyukur.  Misalnya ketika didatangi sakit flu selama dua hari lalu mengeluh kemana mana. Satu kampung jadi tahu. Dia lupa bahwa Allah Ta’ala telah memberinya kesehatan bisa jadi sudah lebih dari 40 tahun tetapi syukurnya hampir tidak ada. 

Kedua : Lalai dalam ibadah.

Satu tanda manusia kurang bersyukur adalah lalai atau malas beribadah. Pada hal para ulama  menjelaskan bahwa salah satu tanda bersyukur adalah menggunakan nikmat Allah untuk beribadah kepada-Nya.  

Ibnul Qayyim berkata bahwa hakikat bersyukur adalah : Memuji Allah Ta’ala atas nikmat dan mencintai nikmat tersebut, serta MEMANFAATKAN NIKMAT UNTUK KETAATAN. (Thariq al Hijratain).

Wallahu A'lam. (777)   Disusun oleh : Azir B. Chaniago – 22.12.2024

Sabtu, 07 Juni 2025

TERHALANG BERIFAK DAN BERSEDEKAH KARENA BERLEBIHAN MENCINTAI HARTA

 

TERHALANG BERIFAK DAN BERSEDEKAH KARENA BERLEBIHAN MENCINTAI HARTA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniagp

Di zaman ini banyak diantara saudara saudara yang secara zhahir terlihat memiliki harta yang banyak  bahkan berlebih namun masih belum bersemangat  untuk berinfak atau bersedekah. Diantara penghalangnya adalah BERLEBIHAN MENCINTAI HARTA. Padahal harta dunia akan ditinggalkan di dunia  jika tidak dibelanjakan di jalan Allah. 

Memang harta dunia berupa materi sangatlah menggiurkan, berasa indah bagi manusia. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, HARTA YANG BANYAK dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14.

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala mengabarkan bahwa manusia dihiasi dengan perkara perkara tersebut hingga mereka meliriknya dengan mata mereka dan mereka ilusikan manisnya dalam hati mereka. Jiwa jiwa mereka terbuai dengan kenikmatan kenikmatannya.

Dan setiap kelompok manusia itu condong kepada salah satu jenis dari jenis jenis kenikmatan tersebut yang sebenarnya mereka telah menjadikannya sebagai cita cita terbesar mereka dan puncak dari pengetahuan mereka. Padahal semua hanyalah kenikmatan yang sedikit yang akan lenyap dalam waktu sekejap. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa harta adalah ujian bagi kita umat beliau. Beliau bersabda :

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ

Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta. H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad dan yang selainnya).

Ketahuilah bahwa ketika seorang hamba berlebihan mencintai harta maka dia BERUSAHA SANGAT KERAS UNTUK MENDAPATKAN HARTA. Lalu ketika merasa telah mencari harta dengan usaha keras atau banting tulang maka   SANGATLAH BERAT baginya untuk berinfak ataupun bersedekah. Bahkan ada yang  berkata : Masak, harta yang telah aku dapatkan dengan kerja keras lalu  aku berikan kepada orang lain dengan cuma cuma.

Dan memang Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. (Q.S al Fajr 20). 

Dan juga Allah berfirman :

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

Dan sesungguhnya dia  sangat bakhil karena cintanya kepada harta.  (Q.S al ‘Adiyaat 8).

Wallahu A'lam. (3.571).

Selasa, 03 Juni 2025

AMALAN SUNNAH BUKAN BEBAN TAPI ANUGERAH DARI ALLAH

 

AMALAN SUNNAH BUKAN BEBAN TAPI ANUGERAH DARI ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, dalam beribadah kepada Allah Ta'ala, diantaranya  kita mengenal bentuk ibadah  yang sifatnya WAJIB ATAU FARDHU dan  YANG TIDAK WAJIB ATAU SUNNAH.

Ibadah wajib seperti shalat fardhu lima kali sehari semalam dan puasa fardhu di bulan Ramadhan adalah ibadah yang dibebankan kepada kita yang telah baligh. Jika dilalaikan mendatangkan dosa dan berbagai keburukan.

Lalu bagaimana dengan ibadah sunnah atau yang tidak diwajibkan, dalam hal ini ada beberapa perkara, diantaranya adalah meskipun tidak wajib tetapi ada banyak saudara kita yang  bersemangat mengamalkannya seperti shalat rawatib, shalat dhuha, shalat lail. Dan juga puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, puasa ayyamulbidh dan ibadah umrah dan yang lainnya.

Menurut fiqih, ibadah sunnah jika tidak dilakukan TIDAK MENDATANGKAN DOSA TETAPI MENDATANGKAN KERUGIAN. Ketahuilah bahwa  sunnah menurut fiqih artinya tidak wajib.  

Selain itu ketahuilah bahwa IBADAH SUNNAH YANG DIAMALKAN  MENDATANGKAN PAHALA KEBAIKAN YANG BANYAK  dan sebagai penutup kekurangan ibadah wajib. Perkara ini dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, sebagaimana sabda beliau :


 قاَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 : إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.

Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah ‘Azza wa Jalla  berfirman : Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya. (H.R at Tirmidzi dan an Nasa’i,  dishahihkan oleh al Hafizh Abu Thahir).

Sungguh,  ibadah sunnah HAKIKATNYA BUKANLAH BEBAN TETAPI ADALAH TERMASUK ANUGERAH DARI ALLAH TA'ALA bagi hamba hamba-Nya yang menginginkan ridha-Nya dan yang sungguh sungguh ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

Dan juga  bagi hamba hamba Allah yang berharap kebaikan dan tambahan pahala sebagai pemberat timbangan amal shalihnya  di ahirat kelak. Allah Ta'ala berfirman :

فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ  فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ

Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang) Q.S al Qari’ah 6-7.

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah TETAP BERSEMANGAT MENGAMALKAN IBADAH IBADAH SUNNAH karena sungguh ibadah sunnah adalah termasuk anugerah serta kasih sayang Allah Ta'ala kepada hamba hamba-Nya agar mendapat banyak kebaikan bagi yang mengamakannya.

Wallahu A'lam. (3.570).

 

 

 

 

Senin, 02 Juni 2025

KEUNTUNGAN PALING BESAR MENDATANGI ORANG BERIMAN DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

KEUNTUNGAN PALING BESAR MENDATANGI ORANG BERIMAN DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh BETUL BETUL SANGAT BERUNTUNG  orang orang yang dipilih Allah Ta'ala  menjadi ORANG ORANG YAG BERIMAN. Kemudian dengan landasan iman yang ada pada dirinya lalu melakukan amal shalih sesuai petunjuk syariat. 

Diantara keuntungan besar bahkan paling besar bagi orang orang beriman dan beramal shalih, diantaranya adalah :

Pertama :  Mendapat kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat. Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang beramal shalih, laki laki atau perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahal 97).

Imam Ibnu Katsir berkata : Inilah janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti al Qur an dan as Sunnah, baik laki laki maupun wanita yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Amal yang diperintahkan itu telah disyariatkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia  dan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah dikerjakannya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Tentang  surat  an Nahal 97 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Firman Allah Ta’ala : “Maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. Maksudnya : Dengan memberikan KETENANGAN HATI DAN KETENTERAMAN JIWA serta tidak menoleh kepada objek yang mengganggu hatinya dan Allah Ta’la memberinya rizki yang halal dari arah yang tak disangka sangka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kedua : Mendapat surga dan kekal di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman : 

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. 

Setiap kali mereka diberi rizki buah buahan dari surga mereka berkata, inilah rizki yang diberikan kepada kami dahulu. Mereka telah diberi (buah buahan) yang serupa. Dan disana mereka (memperoleh) pasangan pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.  (Q.S al Baqarah 25).

Ketiga : Dosa dihapus dan diberi balasan terbaik. Allah Ta'ala berfirman :

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَحْسَنَ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih pasti akan Kami hapus dosa-dosanya, dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang terbaik dari apa yang selama ini mereka kerjakan. (Q.S al Ankabut 7).

Keempat : Mendapat tempat tinggal yang mulia di surga

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ نِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۖ

Orang-orang yang beriman dan beramal shalih benar-benar akan Kami tempatkan mereka pada tempat tinggal yang mulia di dalam surga. Mengalir di bawahnya sungai-sungai (dan) mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal (shalih). Q.S al Ankabut 58.

Oleh karena itu hamba hamba Allah mestilah menjaga iman agar tetap berada dalam dirinya dan senantiasa melakukan amal shalih sebagaimana yang disyariatkan.

Wallahu A'lam. (3.569).