Minggu, 20 April 2025

RAJIN IBADAH TETAPI KESULITAN TERASA DATANG TERUS

 

RAJIN IBADAH TETAPI KESULITAN TERASA DATANG TERUS

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Di zaman ini ada sebagian saudara saudara kita sesama muslim terkadang mengeluhkan keadaan mereka. Mereka berkata : Saya sudah rajin shalat, rajin puasa, rajin dzikir, rajin baca al Qur an, tetapi kesulitan dan masalah selalu datang kepada saya.

Ketahuilah saudaraku, bahwa ibadah yang kita lakukan adalah kewajiban setiap hamba sebagaimana firman-Nya :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).

Dan juga Allah Ta’ala menjelaskan bahwa beribadah haruslah terus menerus sampai datang ajal. Allah Ta'ala berfirman :  

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Dan sembahlah Rabbmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (Q.S al Hijr 99).

Sungguh, Allah Ta'ala akan membalas ibadah  atau amal shalih yang kita lakukan dengan balasan yang jauh lebih baik di akhirat kelak. Allah Ta'ala berfiman :

مَنۡ جَآءَ بِالۡحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيۡرٌ مِّنۡهَا​ ۚ

Barang siapa datang dengan (membawa) kebaikan maka dia mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu. (Q.S al Qashash 84).

Selain itu, ketahuilah bahwa terkait dengan KESULITAN, KESUSAHAN BAHKAN MUSIBAH maka  ini akan senantiasa mendatangi orang orang beriman dalam berbagai keadaan. Ini semua termasuk ujian dalam keimanan, sebagaimana firman Allah Ta'ala :


أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, KAMI TELAH BERIMAN DAN MEREKA TIDAK DIUJI ?. Dan sungguh Kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang berdusta. (Q.S al Ankabut 2-3).

Ketahuilah bahwa para Nabi dan Rasul sering   mendapat musibah berupa ujian dan cobaan. Bahkan  ujian dan cobaannya lebih berat dari yang dialami umatnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: «الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

 Dari Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya, aku berkata : Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya ?. Kata beliau: Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar diennya.

Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa. (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Dalam hal ini kita bisa mengambil kesimpulan bahkan  banyak pelajaran, diantaranya adalah bahwa :

(1). Bahwa kewajiban ita paling utama adalah beribadah, menyembah dan mengabdi kepada Allah Ta'ala. Ibadah haruslah dilakukan sampai kita diwafatkan.

(2) Bahwa ibadah atau amal shalih yang kita lakukan akan dibalas di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik.

(3) Bahwa ujian berupa kesulitan bahkan berbagai musibah adalah dengan tujuan untuk menguji iman seorang hamba. Dengan ujian berupa kesulitan ataupun musibah  maka seorang hamba akan dilepas berjalan di muka bumi dalam keadaan dosanya telah dihapuskan.

(4) Bahwa seorang hamba akan diuji sesuai dengan tingkat keimanannya atau dengan kata lain bahwa ujian atau musibah yang akan menimpa seseorang tidak melebihi kemampuannya untuk memikulnya.

(5) Bahwa semua ujian berupa kesuliatan ataupun musibah adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah Ta'ala, yaitu sebagaimana firman-Nya : 

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakallah orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).

Selain itu ketahuilah bahwa ketetapan Allah Ta’ala adalah yang terbaik bagi makhluk-Nya. Perhatikanlah firman Allah : 

وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, pada hal itu  baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu pada hal itu tidak baik bagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

Wallahu A'lam. (3.545)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar