Jumat, 25 April 2025

ADAKAH TANDA AMAL IBADAH SEORANG HAMBA DITERIMA ALLAH ?

 

ADAKAH TANDA AMAL IBADAH SEORANG HAMBA DITERIMA ALLAH ?

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, setiap hamba yang melakukan amal shalih selalu berusaha melakukannya dengan (1)  IKHLAS KEPADA ALLAH DAN (2) ITTIBA' ATAU MENGIKUTI CARA ATAU CONTOH YANG DIAJARKAN RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM karena dua perkara inilah syarat diterimanya amal ibadah seorang hamba.

Namun demikian, tidaklah seorangpun yang mau atau berani  mengatakan bahwa amal shalih yang dilakukannya diterima Allah Ta'ala. Oleh karena itu hamba hamba Allah selalu berdoa agar amal diterima :  

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni)

Tetapi ketika seseorang telah berusaha melakukan amal ibadah sesuai petunjuk syariat maka dianjurkan untuk berbaik sangka kepada Allah Ta'ala. Allah Ta'ala telah menjelaskan perkara ini dalam satu hadits qudsi :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku. (Muttafaqun ‘alaih).

Tentang makna hadits ini, al Qadhi Iyadh berkata : Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat.

Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah dan meminta ampunannya (Syarh Shahih Muslim).

Ibnu Mas’ud berkata: Demi Dzat yang tidak ada sesembahan selain-Nya tidaklah seseorang diberi pemberian yang paling baik daripada prasangka baiknya kepada Allah. Demi Dzat yang tidak ada sesembahan  selain-Nya. Tidaklah seorang hamba berbaik sangka kepada Allah melainkan Allah akan memberikan apa yang menjadi prasangkanya. Hal itu karena kebaikan ada ditangan Allah (Kitab Husni azh Zhan, Ibnu  Abi Dun-ya).

Selain itu ketahuilah bahwa Syaikh Shalih al Fauzan berkata : Prasangka yang baik kepada Allah seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak,maka itu termasuk sikap merasa aman dari azab Allah. Jadi,  prasangka baik kepada Allah harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang terpuji.

Sedangkan prasangka baik kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan melakukan yang diharamkan, maka itu adalah pengharapan yang tercela. Ini termasuk sifat merasa aman dari murka Allah. (Al Muntaqa min Fatawa Syaikh al Fauzan).

Namun demikian ada ulama atau orang orang berilmu yang menjelaskan tentang TANDA TANDA AMAL SESEORANG DITERIMA. Imam Ibnu Rajab al Hambali mengatakan : Sesungguhnya  jika Allah Ta’ala  MENERIMA AMAL IBADAH SEORANG HAMBA  maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut UNTUK BERAMAL SHALIH SETELAHNYA.   

Sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka, yaitu ulama salaf : Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah  Ta’ala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama.

Sebagaimana, barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia  mengerjakan perbuatan buruk setelahnya, maka itu merupakan pertanda tertolak dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebut. (Latha’if Ma’aarif).

Wallahu A'lam. (3.549)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar