PEKERJAAN DAN JABATAN
JANGAN MELALAIKAN DIRI BERIBADAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, kita mengetahui bahwa tujuan penciptaan semua
manusia termasuk diri kita adalah hanya untuk menyembah, mengabdi dan beribadah
kepada Allah Ta'ala. Allah Ta'ala menjelaskan perkara ini dalam firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Aku
tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(Q.S adz Dzariyat 56).
Syaikh
as Sa'di berkata : Inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia dan Allah
mengutus semua rasul untuk menyeru kepada tujuan tersebut. Tujuan tersebut
adalah menyembah Allah yang mencakup berilmu tentang Allah, mencintai-Nya,
kembali kepada-Nya, menghadap kepada-Nya dan berpaling dari selain-Nya.
Semua
tujuan itu tergantung pada ilmu tentang Allah, sebab kesempurnaan ibadah itu
tergantung pada ilmu dan ma’rifatullah. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah
bahwa untuk bisa beribadah maka Allah Ta'ala memberi nikmat SEBAGAI SARANA
UNTUK BERIBADAH. Diantaranya diberi rizki. Dengan rizki dari usaha atau bisnis,
dari pekerjaan, jabatan, pangkat dan yang lainnya adalah jalan untuk penopang
diri kita bisa beribadah, diantaranya :
(1)
Bisa membeli makanan yang bergizi sehingga mendatangkan kesehatan dan mampu
beribadah secara kontinyu.
(2)
Bisa membeli pakaian yang pantas dan baik sehingga bisa ke masjid dengan
pakaian rapih.
(3)
Bisa saling menopang dalam hidup dengan nikmat diberi pasangan sebagai suami
istri.
(4)
Bisa melakukan ibadah haji dan umrah serta berzakat, berinfak dan sedekah dengan rizki dengan nikmat rizki.
Dari
uraian diatas kita bisa mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :
(1)
Tujuan kita diciptakan oleh Allah Ta'ala TIADA LAIN adalah untuk menyembah, mengabdi
dan beribadah kepada-Nya.
(2)
Kita memiliki usaha atau bisnis, pekerjaan, pangkat dan jabatan BUKANLAH SEBAGAI TUJUAN KITA DICIPTAKAN
tetapi sebagai sarana untuk bisa beribadah.
Oleh
karena itu SUNGGUH KELIRU jika usaha atau bisnis kita, pekerjaan kita, pangkat
dan jabatan kita MEMBUAT KITA LALAI ATAU LUPA DARI TUJUAN UTAMA PENCIPTAAN
KITA. Di zaman ini agak sering kita saksikan bahwa ketika seseorang sibuk
dengan usaha, pekerjaan pangkat jabatan maka lalai untuk beribadah.
Diantara
contohnya adalah ketika adzan atau panggilan shalat fardhu telah terdengar maka
semua kegiatan untuk mencari sarana dalam beribadah seperti usaha atau
pekerjaan dan tugas jabatan WAJIB UNTUK
SEGERA DITINGGALKAN kecuali dalam keadaan darurat.
Sekali
kali, hamba hamba Allah JANGAN PERNAH LUPA TERHADAP TUJUAN PENCIPTAAN YAITU
MENGABDI, MENYEMBAH DAN BERIBADAH kepada-Nya sesuai dengan yang disyariat.
Wallahu
A'lam. (3.548).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar