PENJELASAN RASULULLAH
TENTANG BEBERAPA SIFAT ORANG BERIMAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Tentang rukun atau pokok pokok iman itu enam sebagaima
disebutkan dalam potongan satu hadits yang panjang yaitu dari pertanyaan Jibril
kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, diriwayatkan dari Umar bin
Khatththab :
قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ
Dia (Jibril berkata) : Fa akhbirnii ‘anil iimaan. Kabarkanlah
kepada ku tentang iman. Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam menjawab : (1) Engkau beriman kepada Allah.
(2) Malaikat malaikat-Nya (3) Kitab kitab-Nya. (4) Rasul rasul-Nya. (5)
Hari Akhir. (6) Dan beriman kepada takdir baik dan buruk-Nya. (H.R Imam Muslim).
Perkara ini wajiblah dipegang dengan sungguh,
dengan kuat dan kokoh dalam diri setiap
hamba hamba Allah. Selain itu, ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam
juga menjelaskan tentang beberapa tanda atau sifat orang beriman dalam banyak
sabda beliau, diantaranya :
Pertama : Mencintai Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasalam melebihi cinta kepada selain
beliau. Inilah salah satu
sifat hamba hamba Allah yang beriman yaitu sebagaimana sabda beliau :
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Dari Anas berkata,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Tidaklah beriman seorang dari
kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari
manusia seluruhnya. (H.R Imam Bukhari)
Kedua : Mencintai untuk saudaranya sebagaimana apa yang dia cintai untuk dirinya, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْل الله عَنْ النَّبِي قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Beliau bersabda : Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya,
sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya. (H.R
Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Ketiga : Berusaha menghindar dari fitnah. Sungguh, di akhir zaman akan banyak fitnah. Diantara
tanda atau sifat orang beriman adalah menghindar dari fitnah, sebagaimana sabda
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ أَنْ
يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ
وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ
Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa dia berkata,
“Rasulullah SAW bersabda, “Hampir saja terjadi (suatu zaman) harta seorang
Muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung
dan tempat-tempat terpencil, dia pergi menghindar dengan membawa agamanya
disebabkan takut terkena fitnah. (H.R Imam Bukhari).
Dan sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan
kita tentang jalan untuk menghadapi fitnah sebagaimana sabda beliau :
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا
وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah)
seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam
keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari
dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya
karena sedikit dari keuntungan dunia. (H.R Imam Muslim)
Keempat : Orang beriman selalu memelihara rasa malu dalam dirinya.
Sungguh rasa malu adalah BAGIAN DARI
IMAN. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
الإِيمانُ بضْعٌ وسَبْعُونَ، أوْ بضْعٌ
وسِتُّونَ، شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها
إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ
Iman itu
terdiri dari tujuh puluh tiga atau enam puluh tiga cabang. Paling utamanya ucapan Lailaha illallah, sedangkan yang
paling rendahnya membuang duri dari jalan, sedangkan malu termasuk bagian dari
iman. (H.R Imam Muslim).
Wallahu A'lam. (3.542)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar