ADAKAH TANDA DOSA
MASIH MENYELIMUTI DIRI SESEORANG
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, hamba hamba Allah SANGAT TAKUT KEPADA DOSA
sekecil apapun. Tetapi hawa nafsunya yang mendorong kepada dosa serta rayuan
syaithan yang selalu menggelincirkan seseorang kepada keburukan.
Dalam satu hadits qudsi disebutkan bahwa Allah Ta'ala mengingatkan :
يَا عِبَادِى
إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ
جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ يَ
Wahai hamba hambaku, sesungguhnya
kalian berbuat dosa (kesalahan) siang dan malam. Dan Aku Maha Pengampun, semua
dosa. Minta ampunlah kepadaKu, Aku akan ampuni kalian. (H.R Imam Muslim).
Ketahuilah, Imam Ibnul Qayyim telah
mengingatkan : Diantara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat
dan JUGA MENDATANGKAN BENCANA ATAU MUSIBAH. Oleh karena itu
hilangnya nikmat dari seseorang adalah akibat dosa. Begitu pula datangnya
berbagai musibah adalah juga disebabkan dosa (al Jawabul Kafi).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah senantiasa
dan sungguh sungguh menjaga diri dari
perbuatan buruk dan juga terus menerus memohon ampun kepada Allah Ta'ala.
Ketahuilah bahwa ada
tanda atau indikasi pada diri seseorang yang MASIH DISELIMUTI DOSA,
diantaranya adalah :
Pertama : Masih
malas melakukan ibadah.
Jika dalam diri masih tersimpan dosa apalagi dosa besar maka hal ini membuat diri malas beribadah. Pada hal beribadah adalah kewajiban yang diperintahkan Allah kepada para hamba hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzaariat 56).
Misalkan dalam melakukan ibadah shalat, maka dia mengerjakan shalat sekedar rutinitas, sekenanya saja. Bahkan terkadang dia merasa seperti memikul beban berat di punggungnya yang kalau bisa segera dilepaskannya.
Kedua : Mengutamakan dunia dan melalaikan akhirat.
Diantara tanda dosa menyelimuti diri
seseorang adalah dia menyibukkan diri dengan urusan dunia, mengejar harta dunia
dengan segala perhiasannya. Lalu mereka lalai dalam mencari kebahagiaan akhirat
yang abadi.
Padahal sungguh Allah Ta’ala telah memperingatkan
agar manusia memilih dan mengutamakan kehidupan akhirat yang pasti jauh lebih
baik. Allah Ta’ala berfirman :
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ
Tetapi kamu memilih kehidupan dunia. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (Q.S al A’la 16-17).
Ketiga : Masih hidup denga resah gelisah.
Ketahuilah ketika dosa masih ada di dalam diri seseorang maka Allah Ta'ala akan mencabut ketenangan yang ada dalam dirinya, dan juga :
(1)
Ketika kita masih resah gelisah dalam
menjalani hidup ini maka BISA JADI karena kita belum sepenuhnya meninggalkan
dosa dan maksiat.
(2)
Ketika kita menghadapi kesulitan dan tak mendapat jalan keluar maka BISA JADI
karena kita belum sepenuhnya meninggalkan dosa dan maksiat.
Keempat
: Masih terasa rizki sempit dan tidak berkah. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku
maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan pada hari Kiamat
(dibangkitkan) dalam keadaan buta. (Q.S
Thaha 124).
Rizki terasa sempit bisa terjadi pada orang orang yang kelihatan memiliki harta yang banyak karena masalah rizki bukan
hanya perkara jumlah sedikit atau banyak secara fisik. Tetapi terkait dengan
berkahnya.
Wallahu A'lam. (3.537)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar