SHALAT PENGHALANG PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, shalat lima waktu sehari semalam adalah
ibadah fardhu atau wajib yang harus dilakukan oleh hamba hamba Allah yang sudah
baligh dan berakal. Shalat fardhu adalah rukun Islam kedua setelah dua kalimat
syahadat.
Selain itu ketahuilah bahwa begitu penting dan
utamanya shalat fardhu maka paling tidak ada dua perkara yang menjelaskannya
yaitu :
Pertama : Perintah shalat disampaikan langsung oleh
Allah Ta'ala.
Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf
Al-Qahthani menjelaskan bahwa saat Allah Ta'ala mensyariatkan
kewajiban pada umat ini, Allah langsung
memanggil Rasul-Nya dan berbicara langsung kepada Rasul-Nya perihal perintah
shalat ini, tanpa melalui perantara malaikat Jibril. (Kitab Shalatul Mukmin).
Dalam satu hadits dari Anas bin Malik, disebutkan
bahwa :
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” فَرَضَ اللَّهُ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلَاةً،
فَرَجَعْتُ بِذَلِكَ، حَتَّى آتِيَ عَلَى مُوسَى، فَقَالَ مُوسَى: مَاذَا
افْتَرَضَ رَبُّكَ عَلَى أُمَّتِكَ؟ قُلْتُ: فَرَضَ عَلَيَّ خَمْسِينَ صَلَاةً،
قَالَ: فَارْجِعْ إِلَى
رَبِّكَ، فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ، فَرَاجَعْتُ رَبِّي، فَوَضَعَ
عَنِّي شَطْرَهَا، فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ: ارْجِعْ
إِلَى رَبِّكَ، فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَاجَعْتُ رَبِّي،
فَقَالَ: هِيَ خَمْسٌ وَهِيَ خَمْسُونَ، لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ،
فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ، فَقُلْتُ: قَدِ
اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي.”
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Allah memerintahkan umatku
shalat lima puluh kali, kemudian aku kembali dengan perintah itu, hingga aku
bertemu dengan Musa.
Musa bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
: Apa yang Allah perintahkan padamu ?. Aku menjawab : Aku diperintahkan untuk
melaksanakan lima puluh kali shalat dalam sehari semalam. Musa berkata :
Kembalilah kepada Rabbmu, sungguh umatmu tak akan mampu (menunaikan) hal itu.
Kemudian aku kembali menghadap Rabb-ku, Lalu Dia
mengurangi separuhnya dariku. Kemudian aku kembali kepada Musa dan mengabarkan
hal itu. Musa lantas berkata : Kembalilah menghadap Rabb-mu. Sunggguh, umatmu
tidak akan mampu menunaikannya. Kemudian aku kembali menghadap Rabb-ku, lalu
Dia berfirman : Ia adalah lima dan ia adalah lima puluh. Ucapan (ketetapan)
dari-Ku tidak dapat diganti lagi.
Kemudian aku kembali kepada Musa, lalu dia berkata : Kembalilah menghadap Rabb-mu. Aku
lantas menjawab : Aku sudah malu kepada Rabb-ku. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan
oleh Syaikh al Albani).
Kedua : Shalat
adalah ibadah yang pertama kali akan diihisab.
Ketahuilah bahwa shalat adalah ibadah yang pertama kali akan dihisab atau diperhitungkan di akhirat kelak sebagaimana riwayat berikut ini :
(1) Diriwayatkan dari Anas bin Malik.
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ،
فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ
عَمَلِهِ.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi
Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Perkara yang pertama kali dihisab dari
seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka
seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun
buruk. (H.R ath Thabrani).
(2) Diriwayatkan dari Abu Hurairah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
يُحَاسَبُ بِصَلَاتِهِ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ
فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasaaallam bersabda: Sesungguhnya amal yang
pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.
Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung
dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (H.R
an Nasa’i dan at Tirmidzi, dishahihkan
oleh Syaikh al Albani).
Sungguh, Allah Ta'ala telah mengingatkan pula bahwa shalat adalah ibadah yang menghalangi hamba hamba Allah dari perbuatan keji dan mungkar yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
Dirikanlah
shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
(Q.S al Ankabut 45).
Ketahuilah
bahwa shalat merupakan salah satu bentuk dzikir atau mengingat Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Dan dengan mengingat Allah Ta'ala melalui shalat
maka seseorang terhalang untuk melakukan perbuatan buruk yaitu keji dan mungkar
karena orang yang shalat dituntut untuk membawa nilai nilai shalat dalam
kehidupannya.
Selain
itu ketahuilah bahwa seseorang yang senantiasa melakukan shalat AKAN SANGAT RISIH
BAHKAN SANGAT TAKUT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN BURUK DAN TERCELA.
Tentang
surat al Ankabut ayat 45 diatas, Syaikh as Sa'di berkata : Dan sisi
keberadaan shalat DAPAT MENCEGAH PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR adalah bahwa
seorang hamba yang menegakkan shalat, menunaikan rukun rukun, syarat syarat dan
kekhusyu'-annya maka :
(1)
Hatinya akan bersinar. (2) Jiwanya menjadi suci. (3) Imannya bertambah. (4)
Kemauannya pada kebaikan makin kuat dan (5) Kemauannya pada keburukan berkurang
atau habis. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Cuma saja terkadang kita melihat ada diantara saudara
saudara kita yang mengamalkan shalat tetapi masih saja agak serig bermaksiat,
Kenapa bisa begitu ?. Dalam hal ini perhatikanlah tafsir Syaikh as Sa'di tentang
surat al Ankabut ayat 45 sebagaimana tersebut diatas.
Selain itu ada orang orang berilmu yang mengingatkan bahwa : "KUALITAS SHALATMU AKAN MENCERMINKAN
MUDAH TIDAKNYA ENGKAU TERJERUMUS KEPADA PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR".
Oleh karena itu hamba hamba Allah mestilah terus menerus
menjaga kualitas shalatnya sesuai
syariat yaitu sebagaimana yang diajarkan Allah Ta'ala melalui Rasul-Nya.
Wallahu A'lam. (3.636)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar